Bisnis.com,SEMARANG—Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui komoditas hasil pertanian di wilayahnya merosot dibandingkan dua provinsi lain yakni Jawa Barat dan Jawa Barat.
Lahan pertanian di Jateng terdiri dari kawasan pertanian lahan basah dan kawasan pertanian lahan kering. Hasil telaah terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah adalah pengembangan peruntukan pertanian lahan basah seluas kurang lebih 990.652 Ha dan kawasan pertanian lahan kering kurang lebih 955.587 Ha yang diarahkan di semua kabupaten/kota se Jawa Tengah.
Hal ini untuk mendukung program perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) yang di Provinsi Jawa Tengah direncanakan seluas 1.022.570 ha.
“Kita tahun ini sedang diuji. Produktivitas pertanian turun. Sini kalah dengan Jatim dan Jabar,” papar Ganjar disela-sela acara mutasi 536 PNS di Semarang, Rabu (6/5/2015).
Untuk menggenjot produktivitas pertanian di wilayahnya, pihaknya meminta kepada Perum Bulog di tiap daerah lebih proaktif membeli gabah atau komoditas lainnya langsung dari petani. Caranya, mereka bisa datang ke daerah yang sedang panen raya.
Ganjar mengakui harga beli dari Bulog kepada petani lebih kecil dibandingkan harga komersial.
“Ya, kita minta Bulog membeli dengan harga komersial. Mereka kan ada dana komersial untuk membeli gabah sehingga bisa menjadi stok. Jangan kalah dengan pembeli umum,” paparnya.
Selain itu, pihaknya berharap kepada petani untuk memutus mata rantai dengan para tengkulak agar harga komoditas pertanian di Jateng tetap terjaga stabil. Ganjar mengindikasikan melejitnya harga komoditas pertanian, salah satunya beras disebabkan permainan harga dari para tengkulak.
Hasil Pertanian Jawa Tengah Anjlok
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengakui komoditas hasil pertanian di wilayahnya merosot
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Mia Chitra Dinisari
Topik
Konten Premium