Bisnis.com, BANDUNG--Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir (BATAN) terus mematangkan rencana pembangunan reaktor nuklir untuk eksperimen dan listrik di Serpong. Pemerintah menargetkan pembangunan dapat dimulai pada akhir 2018
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir reaktor nuklir di Serpong bertujuan untuk edukasi masyarakat dan pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 30 Mega Watt. Nilai investasi untuk membangun reaktor nuklir itu mencapai Rp1,8 triliun sehingga akan menggunakan skema anggaran multiyears.
"Feasibility Study [FS] sudah dilakukan. Kami akan keluarkan Surat Keputusan [SK] yang mengatur kawasan untuk reaktor daya eksperimen di Serpong. Targetnya akhir 2018," ujarnya di Bandung, Kamis (7/5/2015).
Nasir menjelaskan jika reaktor nuklir untuk eksperimen dan energi di Serpong itu terbangun maka peluang untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia sangat terbuka. Pasalnya, selama ini PLTN mendapat stigma berbahaya.
Menurutnya, nuklir selalu mengedepankan keselamatan dan keamanan sehingga pembangunan reaktor nuklir membutuhkan waktu paling cepat delapan tahun. Tambah lagi, Indonesia sudah memiliki lembaga riset nuklir, BATAN sejak 50 tahun lalu sehingga PLTN menjadi suatu pilihan yang strategis dan efisien untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.
Dia menjelaskan saat ini terdapat tiga lokasi yang diusulkan untuk PLTN yakni Bangka Belitung, Jepara, dan Kalimantan Timur. PLTN komersial ditargetkan dapat menghasilkan energi listrik hingga 35.000 MW untuk memenuhi kebutuhan nasional.
"Kami prioritaskan untuk energi. Kalau masyarakat siap negara akan bangun, sehingga kamu mulai dengan reaktor untuk edukasi dan energi di Serpong dahulu. PLTN komersial kami targetkan 2020 atau 2025 sudah bisa beroprasi," paparnya.