Bisnis.com, JAKARTA -- Pernyataan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro untuk menenangkan kepanikan pasar tidak digubris. Indeks harga saham gabungan (IHSG) terus terperosok.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih melihat selama belum ada konfirmasi tentang data pertumbuhan kuartal I/2015, IHSG masih rawan koreksi.
"Apalagi jika nanti data impor barang modal dan bahan baku April tidak bergerak naik, rasanya kita tidak bisa berharap banyak (pertumbuhan akan terakselerasi)," katanya, Kamis (30/4/2015).
IHSG masih berada di zona merah dengan penurunan 0,4% ke posisi 5.086 pada penutupan perdagangan hari ini. Rupiah mengekor dengan depresiasi 0,2% ke level Rp12.962 per dolar Amerika Serikat menurut Bloomberg Spot Dollar Rate.
Lana melihat investor masih akan menunggu dan melihat seberapa progresif realisasi belanja modal pemerintah pada kuartal II/2015 dan selanjutnya, ketimbang bersandar pada janji pemerintah mengakselerasi belanja pada bulan-bulan mendatang.
Menkeu Bambang, Selasa (28/4/2015), meyakinkan investor akan mempercepat belanja pemerintah dan BUMN, terutama yang berkaitan dengan infrastruktur, sehingga dapat mengungkit pertumbuhan ekonomi tiga kuartal ke depan.
Hal yang sama juga dikemukakan ekonom PT Bank Tabungan Negara (Tbk) Agustinus Prasetyantoko.
"Market mendahului leading indicators di sektor riil. Ekspektasi riilnya turun, dia turun duluan," ujarnya.