Bisnis.com, SURABAYA—PT Petrokimia Gresik (Persero) berupaya memaksimalkan produktivitas lahan jagung saat musim panen raya 2015 di Nusa Tenggara Barat, melalui pengembangan benih hibrida varietas Bima 14 Barata.
BUMN produsen pupuk yang berbasis di Gresik itu telah memproduksi Petro-Hi Corn, benih jagung hibrida yang merupakan hasil kerja sama riset dengan Balai Penelitian Tanaman Serealia Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan sejak 2013.
Direktur Utama Petrokimia Gresik (PG) Hidayat Nyakman mengungkapkan benih itu sudah diujicobakan di Kabupaten Lombok Utara, NTB. Kawasan itu dinilai memiliki kondisi agroklimatologi yang paling sesuai untuk dijadikan demonstration plot (demplot).
“Rerata produktivitas jagung di Lombok Utara adalah 5,73 ton/ha, atau masih di bawah rata-rata produktivitas jagung Provinsi NTB yang mencapai 6,21 ton/ha. Namun, telah melampaui rerata produktivitas jagung nasional sejumlah 4,96 ton/ha,” katanya, Selasa (28/4/2015).
Guna memaksimalkan produktivitas jagung di kabupaten tersebut, sambung Hidayat, PG telah menginisiasi demplot di Dusun Sambik Rindang pada lahan seluas 0,5 ha. Musim tanam untuk kawasan itu sendiri telah dilakukan pada 3 Januari.
“Pada panen raya kali ini, diperkirakan [benih Petro-Hi Corn] akan menghasilkan pipilan kering sebesar 10,08 ton/ha. Sebelumnya, PG telah melakukan demplot serupa di wilayah lain seperti Lampung, Tuban, Pasuruan, Jember, dan Nusa Tenggara Timur.”
Dari proyek demplot di berbagai wilayah tersebut, rata-rata pipilan kering yang mampu dihasilkan dari benih hibrida itu mencapai 8-10 ton/ha. PG saat ini masih mencari wilayah lain di Indonesia untuk dijadikan demplot, khususnya di sentra-sentra produksi jagung.
Hidayat menambahkan pada tahun ini kapasitas ketersediaan benih Petro Hi-Corn mencapai 100 ton/tahun. Sementara itu, potensi panennya menyentuh 12,9 ton/ha pipilan kering, dengan kadar air 11%-12%, kemurnian benih 98%, dan daya tumbuh 90%.
Benih yang resmi diperkenalkan di Gresik pada 28 Agustus tahun lalu itu diklaim memiliki keunggulan tahan penyakit bulai, umur tanaman mencapai 95 hari, dan kandungan protein tinggi sebesar 10%.
“Dengan ini, kami harap Provinsi Nusa Tenggara Barat masih dapat meningkatkan produktivitas jagung melalui peningkatan indeks pertanaman [IP] maupun peningkatan hasil per satuan luasnya,” ujarnya.
Untuk itulah, pada periode 2015 PG hanya mencurahkan fokusnya ke demplot di Provinsi NTB, khususnya di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur. Adapun, luas cakupan areal demplot ditarget mencapai 1.000 ha tahun ini.
Total produksi jagung nasional pada 2014 menembus 19,13 juta ton. Namun, Indonesia masih mendatangkan jagung dari luar negeri sejumlah 3 juta ton tahun lalu. Pada 2015, produksi jagung ditargetkan mencapai 20,33 juta ton.
“Beberapa upaya dilakukan untuk meraih target ini, termasuk pengembangan benih hibrida varietas unggul. Oleh karena itu, kami berharap dapat mendongkrak produktivitas jagung nasional dan mendukung swasembada pangan pemerintah,” tegas Hidayat.