Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WEF 2015: Sejumlah Negara Tak Sengaja Terjebak Perang Kurs

Lomba sejumlah negara dunia untuk melonggarkan kebijakan moneternya masing-masing, sehingga melemahkan nilai tukar mata uang domestik, menciptakan terjadinya situasi yang biasa disebut sebagai perang kurs.

Bisnis.com, JAKARTA – Di antara berbagai persoalan yang mengemuka, perang kurs yang dilakukan sejumlah negar adengan berlomba melonggarkan kebijakan moneter menjadi perhatian para pembicara.

Disebutkan, lomba sejumlah negara dunia untuk melonggarkan kebijakan moneternya masing-masing, sehingga melemahkan nilai tukar mata uang domestik, menciptakan terjadinya situasi yang biasa disebut sebagai perang kurs.

Deputi Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mari Kiviniemi meyakini pelonggaran moneter yang diputuskan bukan merupakan suatu niatan negara-negara tersebut untuk melemahkan mata uang mereka sendiri. Pasalya, dia menilai negara- negara dunia telah memahami sulitnya terimpit dalam krisis moneter.

“Saya kira semua negara, politisi, pengusaha, telah menarik pelajaran dari krisis moneter yang menimpa kita beberapa tahun lalu. Saya pernah membicarakan ini dengan para pemimpin China, mereka tidak berniat melakukan perang kurs,” jelasnya.

Sementara itu, Vice Chairman Asia Pacific and Country Chief Executive Officer Credit Suisse Singapura, Jose Isidro Camacho membantah adanya perang kurs.

Dia menilai istilah perang kurs merujuk pada manipulasi dinamika pergerakan mata uang. “Hal tersebut tidak menguntungkan sama sekai,” katanya.

Seperti diketahui, lebih dari dua puluh negara telah beramai-ramai melonggarkan kebijakan moneter sehingga mendorong lemah nilai tukar mata uang domestik terhadap greenback.

Salah satu dampak positif yang diperoleh yaitu meningkatkan daya saing produk ekspor negara tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper