Bisnis.com, JAKARTA—Industri petrokimia nasional bertumbuh 5% pada kuartal I/2015 dibandingkan dengan kinerja periode tahun sebelumnya, daya beli masyarakat menjadi faktor pendukungnya.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Budi S Sadiman mengatakan pertumbuhan industri semakin meninggi jika realisasi pertumbuhan ekonomi nasional menembus 5,4% pada kuartal I/2015 maka pertumbuhan kinerja petrokimia bisa naik menjadi 7%.
“Kuartal selanjutnya akan lebih menarik karena anggaran belanja pemerintah sudah turun. Mengenai pelemahan rupiah kami tidak terlalu diuntungkan, meskipun harga minyak dunia turun,” tuturnya kepada Bisnis, Minggu (19/4).
Tidak hanya kinerja produksi, industri petrokimia dihujani investasi bernilai US$1,28 miliar sampai dengan 2018 berupa kapital segar maupun ekspansi bisnis guna mengurangi ketergatungan impor.
Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam menyebutkan penanaman modal tersebut berasal dari empat perusahaan. Mereka adalah PT Chandra Asri Petrochemical, PT Syntetic Rubber Indonesi, PT Asahimas Chemical, dan PT BP Petrochemical.
“Investasi mereka bersifat jangka pendek yakni diperkirakan beroperasi pada 2017 atau 2018,” katanya.
Investasi terbesar dikucurkan PT Asahimas Chemical senilai US$400 juta. Perusahaan lainnya ialah PT Chandra Asri Petrochemical Rp380 juta, PT Syntetic Rubber Indonesia US$350 juta, dan PT BP Petrochemical sekitar US$150 juta