Bisnis.com, JAKARTA— PT Regio Aviasi Industri, perusahaan perancangan, pengembangan, dan manufaktur pesawat terbang dalam negeri, menyatakan tengah mencari pendanaan untuk pengembangan pesawat tipe R80 senilai US$700 juta atau Rp9,1 triliun (kurs Rp13.000 per AS).
Agung Nugroho, Direktur Utama PT RAI, mengatakan hingga saat ini target produksi tahap pertama 400 unit pesawat tipe R80 terkendala sulitnya mendapatkan pembiayaan dari pihak perbankan Indonesia.
“Pendanaan yang dibutuhkan US$700 juta. Selama ini kami sudah sounding kepada perbankan Indonesia, tetapi sistem perbankan kita belum memungkinkan memberikan pendanaan pada tahap ini [pembuatan pesawat],” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (7/4/2015).
Oleh karena itu, lanjutnya, saat ini perusahaan tengah berusahaan menggandeng investor lokal. Jika investor lokal tidak ada yang berminat atas proyek ini, maka, perusahaan yang didirikan oleh Bacharudin Jusuf Habibie, Presiden Indonesia periode 1998-1999, ini akan menyerahkan pembiayaan kepada konsorsium asing.
Dia mengatakan, seluruh unit dalam pengerjan tahap awal ini akan dikembangkan dengan skala penuh sehingga langsung mendapatkan sertifikasi pada 2020. Dengan demikian, hasil produksi akan diserahkan kepada konsumen pada 2021.
Selain membangun pesawat, RAI juga berencana mengembangkan industri dalam negeri untuk memproduksi sejumlah komponen pesawat R80. Dengan demikian, total impor komponen pesawat ditargetkan hanya 50%.
Menurutnya, pengembangan pesawat R80 yang murni hasil karya anak bangsa Indonesia bertujuan membangun kembali industri penerbangan Indonesia yang dahulu telah dimulai dengan pembuatan pesawat tipe N250.
Oleh karena itu, sejumlah bantuan dari pemerintah, menurutnya sangat dibutuhkan dalam proyek ini. RAI mengharapkan program ini dapat dijadikan program nasional sehingga didukung oleh seluruh instansi terkait.