Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garudafood Dorong Pertumbuhan EKonomi Nasional

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian harapkan industri makanan-minuman, khususnya PT GarudaFood dapat terus meningkatkan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Perindustrian Saleh Husin/Antara
Menteri Perindustrian Saleh Husin/Antara

Bisnis.com, GRESIK — Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian harapkan industri makanan-minuman, khususnya PT GarudaFood dapat terus meningkatkan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan sebagai pelaku industri makanan dan minuman (mamin), GarudaFood diharapkan dapat terus melakukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan mutu, peningkatan produktivitas dan efisiensi di seluruh rangkaian produksi.

Menurutnya, pengembangan industri mamin berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah produk primer hasil pertanian, sebagai penggerak utama ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia dan mendorong tumbuhnya industri-industri terkait.

“Peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta kegiatan penelitian dan pengembangan, agar dapat bersaing di era persaingan global,” tuturnya di sela-sela kunjungan kerja ke PT GarudaFood, Jumat (27/3/2015).

Berdasarkan data BPS, kontribusi industri mamin (termasuk tembakau) terhadap PDB industri non migas sebesar 30% pada  2014, meningkat dari 29,52% pada 2012 dan 29,01% pada 2013. Sementara itu, laju pertumbuhan kumulatif industri makanan dan minuman sebesar 10,33% pada 2012, 4,07% pada 2013, dan 9,54% pada tahun lalu.

Kinerja investasi industri makanan dan minuman juga menggembirakan, nilai investasi PMDN pada 2014 mencapai Rp19,59 triliun meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 15,08%.

Demikian pula nilai investasi PMA, pada 2013 sebesar US$2,12 miliar meningkat menjadi US$3,14 miliar. Selain itu, tingkat utilitas industri makanan mengalami sedikit pergeseran dari 68% pada 2012, menjadi 72% pada 2013, dan 71% pada tahun lalu.

Saleh menambahkan di samping keberhasilan tersebut, masih ada permasalahan yang dihadapi industri mamin a.l kekurangan bahan baku, infrastruktur terbatas, kurangnya pasokan listrik dan gas, serta suku bunga yang tinggi untuk investasi. 

“Dalam mengatasi hal tersebut, pemerintah pusat dan daerah terus mengupayakan berbagai perbaikan di bidang iklim usaha baik fiskal maupun non fiskal,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper