Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaperindo Minta Pemerintah Stop Impor Gula

Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia atau Gaperindo Jawa Barat mengeluhkan perizinan impor gula dari pemerintah yang dinilai sangat merugikan para petani.

Bisnis.com, BANDUNG— Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia atau Gaperindo Jawa Barat mengeluhkan perizinan impor gula dari pemerintah yang dinilai sangat merugikan para petani.

Pasalnya, produktivitas tebu Jabar saat ini dapat dikatakan baik, tapi harga jual terus merugi.

Ketua Gaperindo Jabar Mulyadi Sukandar mengatakan kerugian petani tebu karena gula impor sudah membanjiri pasar dalam negeri.

"Hal tersebut jelas mengganggu pasokan dan permintaan," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (24/3/2015).

Menurutnya, perizinan impor gula rafinasi ke Jabar terbilang sangat bebas dan tidak disesuaikan dengan kondisi hasil perkebunan saat ini.

Faktanya, waktu impor tidak disesuaikan dengan saat-saat ketersediaan gula hasil pertanian tebu Jabar.

Gula rafinasi hasil impor tersebut pun menjadi gula konsumsi yang harusnya digunakan sebagai gula industri.

Mulyadi berpendapat ini sangat menganggu distribusi dari harga jual hasil tebu. "Harga jual di petani Rp8.000, sementara harga impor jauh lebih murah," lanjutnya.

Dia menegaskan kebijakan impor yang masih belum memihak pada masyarakat tersebut berakibat kesulitan pada petani.

"Karenanya, gula hasil tebu Jabar saat ini menumpuk, terutama gula rafinasi."
 
Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan (Disbun) Jabar Yayan Cahya Permana mencatat rendemen tebu di kawasan itu rata-rata mencapai 80 kwintal per ha.

Adapun, produktivitas tebu Jabar 5,6 ton per hektar per tahun dalam bentuk hablur.

Menurutnya, itu hasil yang jauh lebih baik dari periode sebelumnya, namun harga tidak memperlihatkan kondisi yang baik.

Dia memperkirakan turunnya harga hasil tebu tersebut akibat impor tebu dari Vietnam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper