Bisnis.com, JAKARTA — Investasi sektor hulu migas di Indonesia sepi peminat, sebanyak 10 dari 21 wilayah kerja yang dilelangkan pada 2014 tidak menemukan pemenang.
Pemerintah melelang 21 wilayah kerja dengan rincian 13 konvensional dan 8 nonkonvensional pada 2014. Delapan dari wilayah kerja tersebut sama sekali tidak memiliki peminat. WK konvensional yang tidak diminati yakni Yamdena, South Aru, Aru Through II. Sisanya merupakan WK nonkonvensional.
Sebanyak dua wilayah kerja konvensional memiliki peminat namun tidak mau berkomitmen mengebor satu sumur sehingga pemerintah enggan memberikan hak pengelolaan. Keduanya yaitu North Central Java Offshore dan Dolok.
Naryanto Wagimin, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan menjadikan harga minyak yang terus menurun menjadi kambing hitam rendahnya minat investor.
“Mudah-mudahan harga minyak bagus lagi jadi lebih baik,” katanya seusai acara Pengumuman Pemenang Lelang Penawaran Langsung dan Lelang Reguler Wilayah Kerja di Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Sejatinya, menyalahkan harga minyak rendah tidak beralasan karena proses lelang telah berlangsung sebelum harga minyak merosot tajam. Proses lelang wilayah kerja konvensional baik penawaran langsung maupun regular telah dimulai pada 2 Juni 2014 sampai dengan 6 Oktober 2014.
Sementara untuk wilayah kerja nonkonvensional dimulai pada 23 Juni sampai 7 Agustus 2014. Bisnis mencatat harga minyak dunia mulai merosot tajam pada akhir 2014.
Menurut Naryanto, persoalan potensi cadangan juga menjadi alasan investor tidak berminat. Dia menjelaskan potensi cadangan wilayah kerja yang tidak menemukan pemenang cenderung medium atau tidak banyak.
“Jadi ya mikir-mikir lagi mungkin mereka [investor],” jelasnya.
Lebih jauh, rekam jejak penemuan cadangan blok eksplorasi di Indonesia kurang menggembirakan. Hal tersebut menjadi alasan sejumlah kontraktor kontrak kerja sama migas mengembalikan wilayah kerja.
Misalnya Blok West Aru I dan West Aru II di Laut Arafura, Maluku, yang dioperatori British Petroleum (BP) serta Blok South West Bird’s Head dan Blok Southeast Mahakam yang dikelola oleh Total E & P Indonesie yang dikembalikan karena temuan cadangan tidak sesuai harapan.
I.G.N. Wiratmaja Puja, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, menambahkan kesepuluh WK yang tidak diminati akan dilelang ulang. WK tersebut akan dilengkapi dengan data-data yang lebih dalam dan lengkap.
“Dipercantik dulu dengan kajian dari Badan Litbang dan Badan Geologi,” tambahnya.
Ketua Indonesia Petroleum Association (IPA) Craig Stewart menegaskan pelaku industri migas semakin kesulitan di tengah anjloknya harga minyak. Tindakan logis yang pertama kali dilakukan adalah mengurangi kegiatan eksplorasi.
“Sulit menemukan perusahaan yang bersedia berinvestasi untuk kegiatan eksplorasi,” tambahnya.
Apalagi, menurutnya, sejarah eksplorasi di Indonesia seringkali meleset dari target. Ditambah lagi, kegiatan pengeboran seringkali terganjal penolakan dari masyarakat lokal. Menurutnya, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki agar investasi semakin bergairah. Misalnya, penyederhanaan birokrasi dan perizinan baik di level pemerintah pusat maupun pemeirintah daerah.
11 Pemenang
Kementerian ESDM mengumumkan 11 pemenang wilayah kerja yang dilelangkan pada 2014. Total komitmen pasti berupa studi eksplorasi sebesar US$144,25 juta, sedangkan bonus tanda tangan (signature bonus) yang akan diterima langsung oleh pemerintah sebesar US$12 juta.
Enam wilayah kerja migas konvensional menemukan pemenang setelah melalui lelang penawaran langsung yaitu Kualakurun di Kalimantan Tengah (PT Petcon Resources-Petronas Carigali International E & P BV), Garung di Kalimantan Tengah (PT Mentari Abdi Pertiwi), Offshore Pulau Moa Selatan di Maluku (Shell Exploration Company B.V.), Southeast Papua di Papua (PT Gema Terra-Transform Exploration Pte Ltd), serta Abar dan Anggusi di Jawa Barat yang sama-sama dimenangkan PT Pertamina (Persero).
Sementara itu, lelang WK migas konvensional mendapatkan pemenang melalui lelang regular yakni North Madura II di Jawa Timur yang dimenangkan Petronas Carigali Internasional E & P BV dan Aru Through I di Aru yang dimenangkan Statoil ASA.
Di luar itu, lelang penawaran langsung WK migas nonkonvensional shale gas mendapatkan pemenang yakni MNK Palmerah di Sumatra Selatan dan Jambi (Konsorsium Bukit Energy Resources Palmerah Deep Pte. Ltd, New Zealand Oil and Gas Ltd, PT SNP Indonesia, Bumi Perdana Energy Ltd, Glory Wealth Pacific Ltd), MNK Sakakembang di Sumatra Selatan (Konsorsium Bukit Energy Indonesia Pte. Ltd dan PT Pertamina), MNK Selat Panjang di Riau (Petrosea Ltd).
Sementara itu, General Manager Petronas Carigali Hazli Sham sebagai pemenang lelang mengungkapkan komitmen pengeboran tidak akan dilakukan pada tahun ini. Kemungkinan proses pengeboran baru akan dilakukan tahun depan setelah kajian rampung.
“Pengeboran tidak dilakukan tahun ini, ga sempat,” tuturnya.