Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HPP Gabah Dinaikkan Jadi Rp3.700, DPR: Pemerintah Belum Bantu Petani

DPR menilai kebijakan pemerintah menaikkan HPP gabah kering sawah menjadi Rp3.700 belum bepihak kepada petani.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Menteri PU - Pera, Basuki Hadimoeljono (ketiga kiri) dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (keempat kiri) melihat proses panen padi dengan mesin panen (combine harvester) saat panen raya di desa Kedokangabus, Kecamatan Gabus Wetan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/3)/Antara
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Menteri PU - Pera, Basuki Hadimoeljono (ketiga kiri) dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (keempat kiri) melihat proses panen padi dengan mesin panen (combine harvester) saat panen raya di desa Kedokangabus, Kecamatan Gabus Wetan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/3)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - DPR menilai kebijakan pemerintah menaikkan HPP gabah kering sawah menjadi Rp3.700 belum bepihak kepada petani.

Muhammad Sarmuji, anggota Komisi VI DPR, mengatakan kebijakan itu baik karena harga memang harus disesuaikan. Namun di sisi lain, kebijakan itu masih menyisakan pertanyaan apakah dengan harga itu Bulog sudah bisa membeli gabah dari petani karena gabah kering sawah di pasaran saat ini sekitar Rp3.900.

“Dengan HPP sebesar Rp3.700 sebenarnya pemerintah belum menolong petani dan tidak memberikan insentif kepada petani untuk menjual gabah sesuai harga ke Bulog,” kata Sarmuji dalam siaran persnya, Rabu (18/3).

Jika di tingkat pasar harganya Rp3.900, maka sulit bagi Bulog untuk menyerap gabah petani. Karena itu, lanjut Sarmuji, Bulog harus menunggu sampai harga turun sampai dengan Rp3.700. “Pada puncak panen raya, mungkin saja akan sampai di harga Rp3.700 per kg," ungkapnya.

Namun, Sarmudji menduga kondisi itu hanya berlangsung sebentar. “Itupun, jika terjadi, karena ada kemungkinan juga tidak akan menyentuh harga Rp3.700. Kalau tidak turun sampai Rp3.700, otomatis Bulog enggak akan berani beli dari petani,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper