Bisnis.com, SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun ini berfokus melakukan pembagian daerah untuk difungsikan sebagai lahan investasi sesuai dengan potensi masing-masing wilayah.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan selama ini daerah yang diincar oleh investor belum terbagi secara jelas, sehingga menimbulkan kebingungan bagi pelaku usaha yang hendak masuk Jateng.
Dirinya mencontohkan di Kota Semarang dan sekitarnya cocok untuk industri manufaktur dan jasa. Di Temanggung untuk industri berbasis holtikultura dan pariwisata.
Sementara di bagian selatan Jateng untuk industri energi, pengolahan dan perkebunan. Dengan pembagian daerah investasi, ketika investor datang tidak lagi bicara mengenai potensi, tetapi langsung bicara mengenai aspek pengembangan.
“Pembagian daerah itu penting untuk mendeteksi wilayah mana yang bisa dimasuki untuk investor,” papar Sujarwanto, Selasa (17/3/2015).
Menanggapi soal pembagian konsentrasi daerah investasi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengarahkan agar BPMD berkomunikasi dengan pemerintah kabupaten/ kota mengenai konsep land banking (pemerintah menanamkan investasi dalam bentuk tanah).
Saat menawarkan ke investor, pemerintah sudah memiliki zonasi. Selanjutnya, perizinan yang sering menuai komplain mesti dibereskan.
"Pertama, land banking mesti dibuat. Kedua, perizinan semua komplain kurang cepet. Ketiga, seluruh potensi mesti ada potret yang clear. Potret yang clear itu adalah menunjuk titik-titik tertentu, ini untuk apa, ini untuk apa, jumlahnya berapa. Peta itu tinggal dimunculkan."
Mengenai masalah ketersediaan air, Ganjar berpendapat justru bisa jadi potensi bisnis baru. Pasalnya, masuknya PT Kawasan Industri Jababeka sudah captive/jelas. Untuk menyediakannya, bisa mengundang perusahaan-perusahaan air berkelas regional, nasional maupun dunia. []