Bisnis.com,SEMARANG— PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) bakal memaksimalkan suntikan dana pemerintah atau penyertaan modal negara senilai Rp5 triliun untuk pengembangan transmisi, dan pembangunan pembangkit daya setrum 10.000 megawatt di Indonesia bagian Timur.
Direktur Utama PT PLN Sofyan Basyir mengatakan suntikan dana PMN senilai Rp5 triliun telah disetujui oleh kalangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada bulan lalu. Perseroan tahun ini membutuhkan dana sekitar Rp15 triliun untuk menggarap beberapa proyek pembangunan dan ekspansi pembangkit listrik 10.000 MW.
“Dana itu juga untuk pengembangan transmisi, dukungan terhadap equity pembangkit-pembangkit PLN, yang engineering procurement contruction atau EPC milik PLN sendiri dengan kapasitas 10.000 MW,” ujar Sofyan.
Saat ini, PLN sudah mengantongi ekuitas sebesar Rp8 triliun yang terdiri dari Rp5 triliun dana penyertaan modal negara (PMN) dalam APBN-P 2015 dan Rp2 triliun-Rp3 triliun bagian laba yang tidak disetor.
Sofyan menuturkan suntikan modal dana dari pemerintah itu tidak cukup untuk membangun pembangkit baru sebanyak 10.000 MW yang ditarget berproses selama lima tahun mendatang. Oleh karena itu, ujar Sofyan, perseroan bermaksud menambah modal dengan ketersedian dana baik dari internal maupun pinjaman dari lembaga multilateral seperti
Bank Dunia, Japan International Corporate Agency dan Bank Pembangunan Asia.
Dia menambahkan, pada 2015 PLN telah mengganggarkan dana belanja modal investasi atau Capital Expenditure (Capex) sekitar Rp68 triliun.
“Dengan dana itu tidak cukup, tentu sisanya pasti pinjam,” ujarnya.