Bisnis.com, JAKARTA -- Investasi segar yang menyerbu Indonesia selama periode 2015 - 2019 ditargetkan 55% di antaranya masuk ke wilayah di luar Pulau Jawa.
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin Imam Haryono mengatakan selama periode tersebut pemerintah menargetkan masuk investasi baru Rp3.519 triliun. Adapun kontribusi industri pengolahan nonmigas dipatok 54% setara Rp1.900 triliun.
"Tingkatkan investasi dibutuhkan perbaikan dari segi konektivitas, perbaikan iklim perizinan, dan tentunya insentif fiskal," tuturnya, di Jakarta, Jumat (13/3/2015).
Saat ini konsentrasi kawasan industri terpusat di Pulau Jawa sebesar 72% dengan total lahan kawasan industri 26.127 ha. Adapun wilayah non-Jawa, yaitu 19,34% di Sumatra, 6,07% di Sulawesi, dan 2,61% berada di Kalimantan.
Kemenperin melihat sejumlah perbedaan mendasar yang melingkupi arah pengembangan kawasan industri (KI) di Jawa dan luar Jawa. Di tanah Jawa biasanya dipakai KI berbasis teknologi tinggi, padat karya, serta berorientasi kepada industri yang menghasilkan conssumer goods.
Sementara untuk kawasan di luar Pulau Jawa pada umumnya berbasis sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun tidak terbarukan. Arah pengembangan KI di wilayah ini ke depan untuk mengefisiensikan sistem logistik, serta diharapkan bisa menjadi penggerak pusat pertumbuhan ekonomi baru.
"Isu strategi kawasan industri di luar Jawa tak jauh di infrastruktur, tata ruang untuk peruntukan kawasan industri, kemampuan tenaga kerja, da minat swasta yang masih kurang," ujar Imam.
Di dalam program quick wins, Kemenperin menetapkan percepatan pembangunan 14 kawasan industri di luar Jawa sampai dengan 2019. Seluruh KI ini diproyeksikan butuh anggaran Rp55,4 triliun untuk penyediaan infrastruktur.