Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JK: Minimal Cadangan Listrik Nasional 30%

Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan Indonesia harus memiliki cadangan listrik sebesar 30% dari kebutuhan listrik nasional untuk mencegah byar pet saat proses maintenance.
Suasana pemukiman warga tampak gelap akibat pemadaman listrik di Jakarta Pusat, Senin (12/5). Pemadaman listrik di sebagian besar wilayah Jakarta akibat adanya gangguan pembangkit Muara Karang. /antara
Suasana pemukiman warga tampak gelap akibat pemadaman listrik di Jakarta Pusat, Senin (12/5). Pemadaman listrik di sebagian besar wilayah Jakarta akibat adanya gangguan pembangkit Muara Karang. /antara

Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan Indonesia harus memiliki cadangan listrik sebesar 30% dari kebutuhan listrik nasional untuk mencegah byar pet saat proses maintenance.

JK menuturkan pemerintah akan membuka kesempatan investasi di sektor pembangkit listrik kepada perusahaan BUMN maupun swasta domestik dan luar negeri. Hal tersebut dilakukan untuk mengejar penambahan kapasitas listrik 35.000 MW dalam lima tahun.

Penambahan kapasitas itu diupayakan untuk mencegah krisis listrik dan pemadaman bergilir yang terjadi saat proses perawatan atau maintenance, serta menambah cadangan listrik PLN yang saat ini hanya sebesar 10%.

"Kenapa kita suka mati listrik? Kareana cadangan cuma 10%. Cadangan itu minimal 30%," katanya di kantor PLN Pusat, Kamis (12/3/2015).

Apabila cadangan listrik nasional hanya 10%, lanjutnya, saat PLN melakukan perbaikan atau perawatan mesin, otomatis harus dilakukan pemadaman. Untuk itu, JK mendorong agar Indonesia memiliki cadangan listrik sebesar 30%.

"Artinya kalau kita punya power 54.000 MW, punya PLN dan swasta, maka cadangan harus 15.000 MW, baru bisa Anda tidak mengalami pemadaman listrik," tuturnya.

Kondisi cadangan listrik di berbagai daerah di Tanah Air pun diakui JK tidak memadai. Bahkan ada daerah yang tidak memiliki cadangan listrik sama sekali atau nyaris defisit listrik.

"Di Singapura cadangannya 100%, kita cukup 30% dan naik terus, sehingga sisi efisiensinya membaik," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper