Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan Indonesia harus memiliki cadangan listrik sebesar 30% dari kebutuhan listrik nasional untuk mencegah byar pet saat proses maintenance.
JK menuturkan pemerintah akan membuka kesempatan investasi di sektor pembangkit listrik kepada perusahaan BUMN maupun swasta domestik dan luar negeri. Hal tersebut dilakukan untuk mengejar penambahan kapasitas listrik 35.000 MW dalam lima tahun.
Penambahan kapasitas itu diupayakan untuk mencegah krisis listrik dan pemadaman bergilir yang terjadi saat proses perawatan atau maintenance, serta menambah cadangan listrik PLN yang saat ini hanya sebesar 10%.
"Kenapa kita suka mati listrik? Kareana cadangan cuma 10%. Cadangan itu minimal 30%," katanya di kantor PLN Pusat, Kamis (12/3/2015).
Apabila cadangan listrik nasional hanya 10%, lanjutnya, saat PLN melakukan perbaikan atau perawatan mesin, otomatis harus dilakukan pemadaman. Untuk itu, JK mendorong agar Indonesia memiliki cadangan listrik sebesar 30%.
"Artinya kalau kita punya power 54.000 MW, punya PLN dan swasta, maka cadangan harus 15.000 MW, baru bisa Anda tidak mengalami pemadaman listrik," tuturnya.
Kondisi cadangan listrik di berbagai daerah di Tanah Air pun diakui JK tidak memadai. Bahkan ada daerah yang tidak memiliki cadangan listrik sama sekali atau nyaris defisit listrik.
"Di Singapura cadangannya 100%, kita cukup 30% dan naik terus, sehingga sisi efisiensinya membaik," pungkasnya.