Bisnis.com, LHOKSEUMAWE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada jajarannya agar PT Kertas Kraft Aceh (Persero) yang sudah mati dihidupkan kembali untuk mengolah kayu yang dihasilkan dari perkebunan masyarakat.
Jokowi mengatakan Kertas Kraft Aceh sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk menggerakan perekonomian Aceh. Sayangnya, produsen kertas pembungkus semen itu telah berhenti beroperasi karena kekurangan bahan baku.
"Saya ingin menyelesaikan Kertas Kraft Aceh agar bisa hidup lagi dengan melibatkan pasokan bahan baku dari hutan yang dikelola masyarakat," katanya, Senin (9/3/2015).
Jokowi menuturkan teknologi industri kertas saat ini memungkinkan untuk menggunakan kayu yang cepat tumbuh dan dapat dibudidayakan. Dia mencontohkan pinus yang dapat dikelola menjadi bahan baku kertas tanpa harus menunggu hingga 10 tahun.
Menurutnya, perusahaan juga dapat menggunakan bahan baku yang diperoleh dari luar Aceh untuk diolah menjadi kertas. Apalagi saat ini ada kepastian gas dari Arun untuk menekan biaya produksinya.
"Untuk sumber energinya tidak ada masalah. Bahan bakunya pun bisa diperoleh dari luar Aceh. Saya akan mendorong agar ini tetap beroperasi," ujarnya.
PT Kertas Kraft Aceh berhenti beroperasi sejak 2007 karena kesulitan mendapat bahan baku. Pabrik PT Kertas Kraft Aceh dengan kapasitas terpasang 135.000 ton per tahun, dan dibangun di Wilayah Industri Lhokseumawe, Aceh Utara.
Jokowi sempat bekerja di badan usaha milik negara itu. Ibu Negara Iriana bahkan sempat mengandung anak pertamanya di wilayah tersebut.
Ada Ikatan Sejarah, Jokowi Ingin Bangkitkan Kertas Kraft Aceh dari "Kubur"
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta PT Kertas Kraft Aceh (Persero) dihidupkan kembali untuk mengolah kayu yang dihasilkan dari perkebunan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lili Sunardi
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 hari yang lalu