Bisnis.com, NEW DELHI – Bank sentral India (Reserve Bank of India/RBI) kembali memangkas suku bunga acuannya 25 basis poin (bsp) menjadi 7,5%, setelah memangkasnya sebesar 25 bsp pertengahan Januari lalu.
Gubernur RBI Raghuman Rajan menyampaikan langkah ini diambilnya sebagai upaya mencegah ancaman deflasi yang kian meningkat seiring pergerakan harga minyak dunia, dan volatilitas pasar finansial dunia.
“Melihat kapasitas perekonomian yang rendah, indikator produksi yang lemah, dan lesunya aktivitas kredit, maka saat ini bank sentral harus mengambil tindakan pre-emptive dengan memanfaatkan ruang yang tersedia untuk melonggarkan kebijakan moneter,” kata Rajan saat mengumumkan kebijakannya di New Delhi, Rabu (4/3/2015).
Rajan tercatat untuk kedua kalinya memangkas suku bunga di luar pertemuan rutin bank sentral dan tanpa memberikan sinyal sebelumnya. Januari lalu, Rajan menurunkan suku bunga acuan di tengah penolakannya terhadap sejumlah ekonom yang merekomendasikan tindakan tersebut.
Selain itu, dia menjelaskan kebijakan moneter berikutnya akan mengacu pada data-data perekonomian yang akan datang, terutama jika dilihat dari kendala pasokan, ketersediaan energi, lahan, mineral, dan infrastruktur.
“Kebijakan moneter juga akan berorientasi pada komitmen konsolidasi fiskal. Suku bunga yang diangkas ini diharapkan dapat mendorong tingkat pinjaman dan menyesuaikan situasi perekonomian domestik dengan situasi internasional. Kebijakan fiskal dan moneter harus sejalan,” kata Rajan.