Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Baru Pabrik Semen Masih Dibuka

Kementerian Perindustrian menegaskan masih membuka masuknya investasi baru sektor semen, mengingat kebutuhan semen dalam negeri yang terbilang tinggi karena prioritas pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.
/ilustrasi/jibiphoto
/ilustrasi/jibiphoto

Bisnis.com, PADANG—Kementerian Perindustrian menegaskan masih membuka masuknya investasi baru sektor semen, mengingat kebutuhan semen dalam negeri yang terbilang tinggi karena prioritas pembangunan infrastruktur oleh pemerintah.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan pemerintah belum akan menutup investasi sektor padat karya tersebut, karena kebutuhan semen yang tinggi serta untuk pemerataan industri di luar Jawa.

“Itu [menutup investasi baru semen] masih wacana, kita masih butuh banyak semen untuk pembangunan infrastruktur,” katanya di Padang, Selasa (24/2).

Kemenperin memperkirakan kapasitas produksi semen dalam negeri per tahun mencapai 77 juta ton dengan utilisasi di kisaran 70%-80%. Persentase itu setara dengan volume produksi sekitar 59 juta ton per tahun.

Dia menyebutkan kapasitas produksi perusahaan semen nasional masih cukup untuk memenuhi kebutuhan semen saat ini.

Namun, untuk jangka panjang perlu ditingkatkan karena gencarnya pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur, termasuk menambah investasi baru.

Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mengatakan kebutuhan investasi baru di sektor semen belum mendesak. Tetapi, dia menyarankan pemerintah mesti mendorong investasi baru dibangun di luar Jawa.

“Saya kira relatif, tetapi jika ada investasi baru sebaiknya didorong bangun di luar Jawa, sekaligus untuk pemerataan,” katanya.

Dia menuturkan pertumbuhan permintaan semen dalam negeri tahun ini sekitar 7% dengan catatan belanja pemerintah untuk infrastruktur terserap secara optimal. Jika tidak, dia memperkirakan permintaah hanya tumbuh 3%.

Adapun, sepanjang 2014 Widodo menyebutkan penjualan semen sekitar 60 juta ton dengan kapasitas terpasang 77 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper