Bisnis.com, JAKARTA—Tiga anggota Dewan Direksi Bank of Japan (BOJ) meragukan bank itu bisa memenuhi target inflasi akibat penurunan harga konsumen dan harga minyak sehingga strategi bank sentral untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan terkendala.
Satu dari tiga anggota itu menyatakan meski nilai yen melemah namun inflasi tahunan, kecuali untuk makanan dan energi, hanya sedikit di atas nol, menurut risalah pertemuan bank itu sebagaimana dirilis hari ini.
Sedangkan seorang anggota lainnya menyatakan penurunan harga minyak mentah dunia dari tahun lalu telah memperlambat momentum inflasi.
Sebagian besar dari sembilan anggota Dewan direksi BOJ menyatakan bahwa target inflasi 2% bisa dicapai dengan asumsi terjadi penaikan harga minyak secara bertahap.
Namun jika harga minyak masih rendah maka kian banyak pengambil keputusan yang akan mulai mempertanyakan kerangka kebijakan bank sentral Jepang tersebut sebagaimana dikutuip Reuters, Senin (23/2/2015).
BOJ mempertahankan kebijakan moneter pada pertemuan Januari lalu. Selain itu, satu program yang bertujuan mendorong perbankan meningkatkan penyelauran kredit dilanjutkan.
Dalam laporan kuartalan pada Januari, bank itu mengeluarkan prediksi jangka panjang. Dalam laporan itu disebutkan BOJ memangkas proteksi inflasi konsumen inti menjadi 1,0% untuk tahun fiskal 2015 dari perkiraan sebesar 1,7% tiga bulan lalu. Hal itu terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan harga minyak mentah global.