Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan Lion Air milik pengusaha Rusdi Kirana mungkin menjadi maskapai yang paling banyak membuat cerita. Mulai dari penerbangan yang sering telat hingga kisruh delay massal yang terjadi saat libur Imlek lalu.
Tapi tahukah Anda, maskapai Lion Air saat ini menguasai pangsa pasar penerbangan murah atau low cost carriers (LCC) di Indonesia?
Saat ini, Lion Air menguasai 43% pangsa pasar penerbangan di Indonesia, mengalahkan Garuda Indonesia yang menguasai 23%. (Lihat grafik di atas)
Artinya, kalau Garuda Indonesia dikeluarkan dari pangsa pasar karena tidak masuk kelompok penerbangan murah, pangsa pasar Lion berada di atas 50%. Dengan demikian, keberadaan Lion Air merajai pasar penerbangan murah di Indonesia dewasa ini.
Maka, ibarat bahasa iklan, "Nggak ada Lu nggak rame", kisah penerbangan murah di Indonesia barangkali bisa dijadikan joke juga: "Nggak ada Lion Air nggak rame."
Mungkin karena itu, kendati sempat menelantarkan ratusan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta akibat delay massal penerbangan Lion Air, perusahaan milik Rusdi Kirana itu sejauh ini belum diberikan sanksi keras.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub hanya mengirimkan surat teguran keras kepada maskapai milik taipan Rusdi Kirana itu.
Jonan juga mengambil keputusan untuk tidak memberikan izin rute baru kepada Lion Air sampai maskapai itu bisa menjelaskan secara terperinci standard operating procedure (SOP) yang diberlakukan jika terjadi situasi krisis seperti delay yang berkepanjangan.
Hingga tulisan ini dibuat, Sabtu (21/2), tidak ada komentar dari Rusdi Kirana, pemilik Lion Air, yang baru saja namanya masuk daftar orang terkaya dari Indonesia versi Hurun Report, dengan kekayaan lebih dari Rp10 triliun.
Rusdi saat ini juga tercatat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
(73, M.G. Noviarizal Fernandez, Muhammad Abdi Amna dan Akhirul Anwar berkontribusi terhadap tulisan ini)