Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Rini Pilih Bali Utara Punya Bandara di Atas Laut

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M Soemarno mendukung pembangunan bandara di utara Bali di atas laut daripada di daratan.
Menteri BUMN Rini Soemarno/Antara
Menteri BUMN Rini Soemarno/Antara

Bisnis.com, DENPASAR - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini M. Soemarno mendukung pembangunan bandara di utara Bali di atas laut daripada di daratan.

"Kami lihat kemungkinan yang menjorok ke laut, kalau ke barat [Buleleng Barat] terlalu berat ada pegunungan dan kami lihat sawah banyak," ucapnya di Kantor Gubernur Bali, Jumat (20/2/2015).

Selain untuk pemerataan pembangunan, pengembangan bandara baru ini akan menjadi penunjang bandara yang telah ada sekarang.  “Mungkin nanti bisa diatur, pesawat wide body tetap di Bandara Ngurah Rai, yang medium dan small dilayani di bandara baru,”jelasnya.

Sebelumnya, ide bandara Bali Utara di atas laut datang dari konsultan Airport Kinesis Canada yang merupakan salah satu dari tiga calon investor bandara di Bali Utara. Perwakilan Airport Kinesis Canada Shad Serroune, dalam pemaparan kepada Gubernur Bali menawarkan konsep bandara ramah lingkungan bernama Dwijendra International Airport.

Rencananya selain melayani penerbangan domestik, bandara ini juga akan melayani penerbangan internasional. Pembangunan bandara ini rencananya akan mereklamasi lautan di sekitar Kubutambahan, Buleleng dengan kedalaman sekitar 100 meter. Adapun kebutuhan tanah untuk reklamasi diperkirakan mencapai 134 juta kubik. 

Pemprov Bali mendukung konsep yang ditawarkan salah satu calon investor bandara di Bali Utara, untuk membangun landasan di atas laut dengan cara mereklamasi. Konsep bandara di atas laut dapat menyelamatkan ratusan hektare sawah produktif di Bali Utara. Pasalnya, jika sawah yang di daerah Kubutambahan hilang karena pembangunan bandara, akan berdampak banyak terhadap masyarakat. 

Gubernur Bali Made Mangku Pastika memuji konsep bandara di ata laut. Menurutnya, dengan mereklamasi lautan sekitar 600 hektar maka tidak akan mengorbankan lahan pertanian di sekitarnya. 

“Bandara sendiri sudah pasti ditentukan di Kubutambah, dan di sana banyak terdapat lahan persawahan kelas 1, jadi jika sampai dikorbankan dikhawatirkannya akan mengganggu produksi pangan di sana,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Feri Kristianto
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper