Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menyatakan kesiapannya mengembangkan sektor florikultura, mengingat teknologi di sektor ini sudah tersedia.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim mengatakan hanya saja saat ini anggaran untuk pengembangan komoditas ini belum diperlukan mendesak seperti komoditas lainnya.
"Kecil [anggaran] untuk florikultura. Masih cabai bawang yang besar karena cabai dan bawang ini menyumbang inflasi, kalau flori belum," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (9/2/2015).
Dia menambahkan kesiapan pengembangan florikultura ini dibuktikan dengan adanya laboratorim kultur jaringan yang telah dimiliki pemerintah. Lewat laboratorium ini, pihaknya bisa menghasilkan benih florikultura yang berkualitas.
Sementara ini, Kementan masih akan memperbanyak outlet yang mudah dijangkau oleh konsumen. "Outlet saja kita perbanyak, kalau bahan tanaman tidak terlalu banyak kesulitan. Untuk produksi juga kurang lebih memenuhi permintaan market yang diperlukan, misalnya sedap malam," katanya.
Hasanudin mengatakan florikultura memiliki pasar yang besar. Nilai bisnis ini di dunia sebesar US$125 miliar serta lebih tinggi daripada devisa Indonesia yang jumlahnya sekitar US$114 miliar.