Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

India Patok Pertumbuhan 8%

Menyusul perubahan metode perhitungan yang melambungkan angka pertumbuhan India beberapa tahun terakhir, pemerintah mengaku akan menetapkan target pertumbuhan tahun ini sebesar 8%.
Perdana Menteri India Narendra Modi /reuters
Perdana Menteri India Narendra Modi /reuters

Bisnis.com, NEW DELHI – Menyusul perubahan metode perhitungan yang melambungkan angka pertumbuhan India beberapa tahun terakhir, pemerintah mengaku akan menetapkan target pertumbuhan tahun ini sebesar 8%.

Sumber Reuters yang menolak namanya disebutkan menyampaikan Menteri Keuangan Arun Jaitley akan segera merevisi target pertumbuhan tahun fiskal 2015/2016 sebelum mempresentasikan rencana bujet negara 28 Februari mendatang.

“Pada rencana APBN, pemerintah akan mematok pertumbuhan ekonomi minimal 8% untuk tahun fiskal mendatang. Apalagi sektor manufaktur terus menunjukkan performa bagus,” ungkap sumber yang merupakan salah seorang dewan pemerintah tersebut di New Delhi, Selasa (10/2/2015).

Seperti diketahui, Kementerian Statistik India dua pekan lalu mengubah metode perhitungan pertumbuhan negara itu sehingga pertumbuhan tahun fiskal 2013/2014 melambung tinggi menjadi 6,9% dari sebelumnya 4,7%.

Pemerintah bahkan berani mematok angka agresif untuk pertumbuhan tahun fiskal 2014/2015 yaitu 7,4% dari sebelumnya kisaran 5%.  Kementerian Statistik mengaku metode perhitungan pertumbuhan yang baru lebih sesuai dengan standar internasional.

Kendati menargetkan pertumbuhan agresif, sumber tersebut menegaskan pemerintah tetap akan berhati-hati mengontrol bujet negara karena masih harus memangkas belanja sekitar 91 miliar rupee atau setara US$1,5 miliar untuk mencapai target defisit fiskal 4,1% terhadap produk domestik bruto (PDB).

“Di sisi lain, seluruh pihak menyambut baik pertumbuhan tinggi India namun pemerintah sedang mengkhawatirkan lesunya kinerja pemungutan pajak,” kata sumber tersebut. Menyiasati hal ini, dia menyampaikan Menkeu Jaitley berencana mengerem belanja sekaligus meningkatkan penjualan aset negara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper