Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja ekspor produk elektronika Indonesia diperkirakan tidak akan banyak berubah dari tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) Ali Soebroto Oentaryo mengatakan nilai ekspor elektronik 2015 tidak akan jauh berubah karena pemerintah masih harus melakukan banyak pembenahan, termasuk infrastruktur yang tidak mungkin bisa selesai dalam satu tahun.
“Jadi tahun ini jangan berharap pertumbuhan terlalu besar. Kita belum bisa menentukan target karena tergantung dari gerak cepat pemerintah,” katanya, Kamis (5/2/2015).
Ekspor produk elektronika pada 2014 mencapai US$9,74 miliar atau turun 6,64% dari nilai ekspor 2013 sebesar US$10,44 miliar.
Produk ini menjadi barang ekspor dengan nilai terbesar ketiga setelah CPO dan batubara dengan kontribusi sebesar 6,68% dari total ekspor nonmigas.
Terkait target ekspor nasional untuk lima tahun ke depan, produk elektronik berupa mesin dan peralatan listrik menjadi salah satu produk potensial untuk menopang kinerja total ekspor nantinya.
Pemerintah menerapkan target pertumbuhan sebesar 5,4 kali lipat pada 2019 dari nilai ekspor tahun 2014 sebesar US$9,54 miliar.
Ali berpendapat, dengan kondisi saat ini, target tersebut hanya akan tercapai jika pemerintah mau memberikan subsidi langsung berupa insentif fiscal sekitar 5% hingga 10%.
Meskipun akan dapat mendorong nilai ekspor hingga mencapai target yang besar, Ali mengakui, langkah pemberian subsidi langsung tersebut cukup sensitif dalam perdagangan internasional.