Bisnis.com, BANDUNG - Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia atau AEKI Jawa Barat meminta pemerintah memperbanyak resi gudang untuk penyimpanan komoditas kopi pada saat dipanen.
Wakil Ketua AEKI Jabar Iyus Supriatna mengatakan selama ini banyak permintaan kopi jenis arabika java preanger ke luar negeri tetapi belum secara kontinyu.
Dia menjelaskan bila pemerintah memperbanyak resi gudang, permintaan kopi Jabar akan maksimal. Hal ini karena satu resi gudang bisa menyimpan stok hingga 5.000 ton kopi.
“Kami ingin pemerintah memperbanyak resi gudang agar permintaan kopi yang selama ini tidak dilakukan secara kontinyu bisa teratasi,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (4/2/2015).
Iyus mengatakan akibat ekspor kopi tidak secara kontinyu banyak konsumen yang kecewa gara-gara permintaan tidak mampu dipenuhi.
Kondisi ini berdampak permintaan kopi dari Jabar menjadi beralih ke daerah lain seperti Jawa Timur dan Sumatra.
“Hal ini cukup merugikan bagi Jabar karena potensi pasar yang selama ini bagus bisa direbut oleh daerah lain bila resi gudang ini tidak kunjung direalisasikan,” ujarnya.
Dia melanjutkan resi gudang juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kopi petani apabila harga kopi sedang turun.
"Petani bisa mendongkrak keuntungan yang cukup besar bila ada resi gudang. Karena petani bisa menjualnya saat harga sedang tinggi terutama ekspor,” katanya.
Selain itu, AEKI menargetkan produksi kopi Jabar pada tahun ini lebih mengarah pada spesialisasi kopi atau kopi dengan kualitas paling baik, agar bernilai dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan kopi reguler.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
_1684235555.jpg?w=184&h=104)
