Bisnis.com, TERNATE - Provinsi Maluku Utara membutuhkan tambahan kapal perintis untuk meningkatkan pelayanan transportasi antarpulau, baik dalam wilayah Malut maupun provinsi tetangga, seperti Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua Barat.
"Provinsi Maluku Utara (Malut) yang sebagian besar wilayahnya terdiri atas pulau membutuhkan kapal perintis sedikitnya 27 kapal, sementara yang ada saat ini baru tiga kapal," kata Kepala Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Malut Burhan Mansur di Ternate, Sabtu (31/1/2015).
Pemprov Malut terus mengupayakan penambahan kapal perintis untuk melayani transportasi antarpulau di Malut ke Kementerian Perhubungan, karena kemampuan dana Malut sangat terbatas untuk mengadakannya sendiri, apalagi harga kapal perintis relatif cukup mahal, yakni mencapai puluhan miliar rupiah.
Adanya program pembangunan tol laut yang digagas Presiden RI Joko Widodo diharapkan bisa menjadi peluang bagi Malut untuk mendapatkan tambahan kapal perintis itu, apalagi wilayah Indonesia Timur merupakan salah satu prioritas dalam program pembangunan tol laut itu.
Para wakil rakyat asal Malut di DPD dan DPR RI diharapkan aktif pula memperjuangkan penambahan kapal perintis, termasuk berbagai program lainnya di sektor perhubungan untuk Malut dalam setiap pembahasan anggaran atau program pembangunan dengan mitra kerja mereka di kementerian.
Menurut Burhan Mansur, terbatasnya kapal perintis di Malut selama ini mengakibatkan pelayanan transportasi antarpulau mengandalkan kapal rakyat yang kapasitas dan jangkauannya sangat terbatas sehingga jika musim keras ombak tidak bisa beroperasi secara maksimal.
Selain itu, terbatasnya kapal perintis tersebut juga mengakibatkan biaya angkut barang, khususnya kebutuhan pokok dari Ternate, yang selama ini menjadi pusat distribusi barang di Malut ke berbagai daerah dalam wilayah Malut cukup mahal sehingga berimbas pada makin mahalnya harga barang setelah tiba di daerah yang dituju.
Ia menambahkan bahwa Pemprov Malut juga terus mengupayakan tambahan kapal feri untuk melayani transportasi antarpulau jarak dekat di Malut karena yang ada sekarang baru delapan kapal feri, sedangkan pihaknya membutuhkan sedikitnya 25 kapal feri.