Bisnis.com, JAKARTA—PT Pyridam Farma Tbk. menunda pembangunan pabrik biofarmasi senilai US$12 juta karena pasar dinilai masih terlalu kecil dibandingkan dengan investasi yang harus digelontorkan.
Sekretaris Perusahaan Pyridam Farma Steven AA. Setiawan mengatakan semula perseroan berencana membangun fasilitas tersebut pada semester II 2014. Namun, emiten berkode PYFA ini menunda rencana pendirian pabrik senilai US$12 juta tersebut karena pasar yang ada dinilai belum siap menyerap produk yang akan dihasilkan.
“Kami akan menunda rencana ekspansi tersebut sampai pasarnya cukup besar untuk investasi” katanya kepada Bisnis.com.
Pyridam Farma sejatinya sudah menekan nota kesepahaman dengan perusahaan asal Korea Selatan yaitu Hankook Korus Pharm Pte. Ltd guna membangun pabrik tersebut pada 18 Oktober 2013. Kedua perusahaan ini sepakat membentuk joint venture dengan porsi kepemilikan saham mayoritas di tangan Pyridam Farma.
Selain itu, perseroan juga telah mencari pinjaman perbankan senilai US$8,4 juta untuk membiayai ekspansi. Sedangkan US$3,6 juta sisanya akan diambil dari kas internal perseroan. Namun, seiring tertundanya rencana tersebut, Steven menuturkan perseroan telah membatalkan kesepakatan dengan Hankook Korus Pharm dan rencana pencarian pinjaman perbankan.
Menurut rencana, hasil produksi pabrik biofarmasi ini sebagian besar akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik, sedangkan 40% sisanya akan menjadi produk ekspor. “Semuanya kami batalkan karena memang rencana pendirian pabriknya tertunda. Pasarnya masih terlalu kecil,” tambahnya.