Bisnis.com, SEMARANG—Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V tidak mampu menangani seluruh jalan nasional yang rusak di Jawa Tengah karena keterbatasan anggaran. Dari 400 km jalan rusak, 240 km jalan bermasalah secara struktural.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Hedy Rahadian menuturkan jalan yang rusak secara struktural, tidak efektif jika hanya sekedar ditambal. Pasalnya, kerusakan jalan dipicu faktor usia. Hedy mencontohkan, salah satu yang rusak secara strukturan adalah ruas Prembun - Kutoarjo.
"Secara teknis ada jalan yang tidak bisa ditambal karena umur teknisnya. Solusinya harus dilakukan perbaikan. Sementara anggaran tidak memadai. Antisipasinya paling cuma di overlay. Kekuatannya antara enam bulan sampai satu tahun," papar Hedy seperti dikutip jatengprov.go.id, Rabu (28/1/2015).
Ditambahkan, pihaknya mengajukan anggaran sebesar Rp2,3 triliun di anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Perubahan. Pengajuan anggaran tersebut terbesar di Indonesia. Namun, anggaran untuk pemeliharaan jalan nasional hanya Rp750 miliar. Sisanya untuk keperluan pembangunan jalan tol.
Menyikapi persoalan tersebut, Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan keterbatasan anggaran jangan menjadi faktor penyebab jalan tetap rusak. Pemerintah tetap harus memberikan solusi.
"Beberapa sudah komplain terlalu keras kepada saya. Nadanya sinis. Kalau sudah tidak mungkin ditembel, dioverlay saja. Kalau perlu dianggarkan per tahun. Kalau nanti lubang lagi, tembel lagi. Pokoknya sampai nggak ada lubang dalam arti jangan sampai menimbulkan kecelakaan," paparnya.
Jika nantinya setelah dioverlay jalan tetap rusak, imbuhnya, itulah saat pemerintah memberikan edukasi ke masyarakat bahwa jalan tersebut perlu dicarikan teknis perbaikan yang tepat dengan anggaran yang besar. Sementara, pemerintah saat ini belum mampu melakukan perbaikan.