Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Pengusaha Brunei Ditolak Belajar Bikin Tenun Lombok

Ketua Lembaga Pelatihan dan Pendidikan Sentosa Sasak Tenun Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, M. Maliki mengatakan dirinya diminta oleh pengusaha asal Brunei Darussalam untuk mengajarkan teknik pembuatan kain tenun khas daerah ini.
Kain tenun khas Lombok/Bisnis.com
Kain tenun khas Lombok/Bisnis.com

Bisnis.com,  LOMBOK TIMUR - Ketua Lembaga Pelatihan dan Pendidikan Sentosa Sasak Tenun Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, M. Maliki mengatakan dirinya diminta oleh pengusaha asal Brunei Darussalam untuk mengajarkan teknik pembuatan kain tenun khas daerah ini.

"Saya ditawari untuk mengajarkan cara menenun di Brunei Darussalam dengan gaji Rp5 juta per bulan," katanya ketika ditemui di Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), seperti dikutip Antara, Minggu (25/1/2015).

Maliki mengaku hingga saat ini belum bersedia memenuhi tawaran dari pengusaha negeri kaya minyak itu, karena khawatir Brunei Darussalam menjadi pesaing para perajin kain tenun di Lombok Timur.

"Bukan persoalan materi, tapi nanti kalau Brunei Darussalam sudah bisa membuat kain tenun khas Pringgasela, bisa memproduksi besar-besaran, apalagi tergolong negara kaya," ujarnya.

Ia juga belum mau menerima tawaran mengajar di luar negeri karena ingin terus membina masyarakat di daerahnya sebagai penenun yang menghasilkan produk berkualitas sesuai permintaan pasar.

Maliki mengaku saat ini membina sebanyak 60 pengrajin kain tenun khas Pringgasela di bawah naungan Lembaga Pelatihan dan Pendidikan Sentosa Sasak.

"Kalau saya tinggalkan, kasian, bisa terbengkalai kegiatan pembinaan di daerah asal saya," ucapnya.

Menurut dia, kain tenun khas Pringgasela sudah dikenal luas secara nasional dan internasional, sehingga pemasarannya sudah menembus ke sejumlah negara di kawasan Asia, seperti Australia, Jepang dan Malaysia.

Bahkan, setiap bulan pengusaha dari Jepang dan Malaysia datang langsung ke Pringgasela untuk membeli kain tenun.

"Kalau dari Australia dikirim melalui jasa pengiriman barang dengan rata-rata jumlah pesanan sebanyak 150 lembar," katanya.

Maliki meyakini kain tenun khas Pringgasela akan terus berkembang, terlebih adanya bantuan dari pemerintah daerah dan dukungan dari Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB dalam hal permodalan dan pemasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper