Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ELSORO MULTI PRATAMA Bangun Pabrik Caprolactam US$620 Juta

PT Elsoro Multi Pratama gelontorkan investasi senilai US$620 juta guna membangun pabrik caprolactam yang akan berproduksi pada 2018.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima kunjungan Direktur Utama PT Elsoro Multi Pratama E Sorohadmodjo di Kementerian Perindustrian, Jumat 23 Januari 2015. /Kemenperin
Menteri Perindustrian Saleh Husin menerima kunjungan Direktur Utama PT Elsoro Multi Pratama E Sorohadmodjo di Kementerian Perindustrian, Jumat 23 Januari 2015. /Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA— PT Elsoro Multi Pratama menggelontorkan investasi senilai US$620 juta guna membangun pabrik caprolactam yang akan berproduksi pada 2018.

Pabrik yang didirikan di Gresik ini, menjadi pabrik caprolactam pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi 120.000 ton per tahun.

Presiden Direktur PT Elsoro Multi Pratama Elieser Sorohadmodjo mengatakan hasil produksi mayoritas akan terserap untuk memenuhi kebutuhan ekspor, adapun untuk pasar domestik diproyeksi hanya sebesar 20%.

“Investasi kami sangat mendukung upaya subtitusi impor, dan memberikan nilai tambah yang tinggi. Bahan baku 100% dari Indonesia, by product kami kirimkan ke Petrokimia Gresik untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan amonium sulfat,” tuturnya setelah berkunjung ke kantor Kementerian Perindustrian, Jumat (23/1/2015).

Caprolactam (CPL) dihasilkan dari campuran amoniak, asam sulfat, oleum, benzene dan gas alam merupakan prekursor Nylon-6 yang digunakan sebagai polimer sintetis. Nylon-6 terserap untuk industri ban, tekstil dan jala ikan. Produk turunan dari CPL menghasilkan pupuk amonium sulfat (pupuk ZA) yang digunakan untuk pupuk tanaman.

Proyek yang rencananya berdiri di atas lahan seluas 30 hektare ini, merupakan hasil kerja sama antara Elsoro Multi Pratama dan Sumec Group Corporation sebagai pemberi kredit ekspor senilai US$250 juta dan kontraktor untuk menggarap proyek IPC.

Selain menggandeng investor asal Negeri Tirai Bambu, dimungkinkan juga menggandeng investor asal Qatar. Dari total dana yang diperlukan, 30% berasal dari perusahaan, sedangkan 70% berasal dari dana pinjaman.

Lewat hadirnya investasi besar ini, pemerintah menjanjikan memberikan insentif tax holiday dan tax allowance. Selain karena investasi yang tergolong besar, proyek ini juga memberikan ketersediaan produk intermediete sektor petrokimia yang hingga saat ini pasokan dalam negeri masih negatif.

“Semoga pada medio tahun ini kami bisa memulai ground breaking, saat ini belum terlaksana mengingat masih banyak kendala yang belum terselesaikan. Selain itu, kami mengharapkan pemerintah mengupayakan harga gas bumi yang tidak terlalu tinggi, sehingga daya saing dapat diperoleh,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper