Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Konsumen, TNS Indonesia Luncurkan Layanan Riset Dunia Konsumsi

TNS Indonesia, perusahaan riset pasar, memperkenalkan layanan World of Consumption (Dunia Konsumsi) guna membantu perusahaan makanan dan minuman menghasilkan inovasi produk sesuai dengan keinginan konsumen (consumer needs-landscape).
Ilustrasi/Tnsglobal.pl
Ilustrasi/Tnsglobal.pl

Bisnis.com, JAKARTA - TNS Indonesia, perusahaan riset pasar, memperkenalkan layanan World of Consumption (Dunia Konsumsi) guna membantu perusahaan makanan dan minuman menghasilkan inovasi produk sesuai dengan keinginan konsumen (consumer needs-landscape).

Mahesh Kumar Agarwal, Executive Director TNS Indonesia, menjelaskan layanan serupa telah diterapkan di Amerika Serikat pada 30 tahun silam, serta di China pada 2 tahun lalu.

"Studi soal kebutuhan konsumen ini (World of Consumption) di Indonesia lebih besar dan melibatkan 4.375 konsumen di 25 kota, antara lain Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Palembang, dan Makassar," ujarnya dalam seminar bertema Innovation with a Sharper Growth Focus, Rabu (21/1).

Dari kajian tersebut, sambungnya, kebutuhan konsumen produk food & beverages Indonesia sejumlah dimensi kebutuhan, yaitu memanjakan diri (sensorial indulgence), perubahan selera (mood change), dorongan sosial (social lubrication), keterikatan waktu (time-fillers), kesehatan (health).

Menurutnya, produk makanan atau snak lebih bersifat memanjakan diri (indulgent) ketimbang produk minuman. Sebaliknya, produk minuman lebih fungsional dan dinilai tidak cukup indulgent.

Managing Director Innovation and Product Development TNS Asia Pacific Ray Crook.

"Dalam meluncurkan suatu produk makanan dan minuman bukan sekedar rasa dan kemasan, tetapi juga harus memahami apa yang dibutuhkan konsumen, siapa yang membeli produk ini, semua itu harus dipelajari untuk melakukan inovasi di bidang pemasaran," ujarnya.

Pengalaman di Indonesia, industri makanan dan minuman saat meluncurkan produk baru seringkali lupa untuk memelihara produk lama sehingga pasarnya justru tergerus produk baru.

Sebaliknya, pertumbuhan produk baru tersebut belum dapat menggantikan produk lama, akibatnya pertumbuhan yang diharapkan tidak terjadi.

Managing Director Innovation and Product Development TNS Asia Pacific Ray Crook, menjelaskan  sebagai perusahaan yang bergerak di bidang survei pihaknya membantu klien untuk melakukan kajian terhadap pasar, menyiapkan strategi mengembangkan pasar, bagaimana membuka peluang untuk meningkatkan pangsa pasar.

"TNS akan mengingatkan kepada perusahaan untuk menyiapkan strategi yang matang saat meluncurkan produk baru, sehingga jangan sampai usianya hanya 3-4 bulan sudah hilang di pasar. Kami mengharapkan perusahaan harus mampu mengembangkan produk dalam jangka panjang," ungkapnya.

Menurutnya, banyak kegagalan disebabkan industri tidak menyiapkan strategi dengan benar, belum memahami pasar, serta tidak melihat peluang.

"Apa yang dijanjikan saat meluncurkan produk ternyata setelah dicoba konsumen tidak sesuai ekspetasi sehingga memutuskan untuk tidak membeli lagi produk tersebut," ujar Ray.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper