Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengadaan Beras 2015: Bulog Kaltim Targetkan 10.000 ton

Bulog Divisi Regional (Divre) Kalimantan Timur mengusulkan prognosa beras pada 2015 sebanyak 10.000 ton saja, lebih rendah dari prognosa pada 2014 sebesar 15.000 ton.

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Bulog Divisi Regional (Divre) Kalimantan Timur mengusulkan prognosa beras pada 2015 sebanyak 10.000 ton saja, lebih rendah dari prognosa pada 2014 sebesar 15.000 ton.

Kabid Pelayanan Publik Bulog Divre Kaltim Taufiq AZ mengatakan prognosa beras tahun ini lebih rendah dari prognosa tahun lalu karena serapan tahun lalu tidak maksimal, yakni hanya tercapai 5.936,54 ton atau sekitar 39,58% dari target pengadaan sebesar 15.000 ton.

“Kami harus realistis, serapan tahun lalu jauh dibawah target. Karena itu prognosa beras tahun ini hanya 10.000 ton saja,” katanya, Selasa (20/1/2015).

Dia mengungkapkan perseroan akan mengandalkan jaringan semut yang ada untuk merealisasikan prognosa tersebut. Jaringan semut adalah mitra Bulog yang membeli beras dalam jumlah kecil tingkat penggilingan padi.

Taufik mengungkapkan tidak tercapainya serapan beras Bulog pada tahun lalu disebabkan adanya serangan hama wereng yang menyerang sentra produksi beras yang menjadi mitra perseroan. Dia menyebutkan serangan wereng tersebut membuat produksi petani turun signifikan hingga 50% lebih rendah dari produksi normal.

“Saat itu produksi bisa dibawah 3 ton per hektare, padahal normalnya bisa mencapai 6 ron per hektare,” ungkapnya.

Selain serangan wereng, tambahnya, curah hujan yang tinggi juga menghambat proses pasca panen yang dilakukan petani. Petani tidak dapat melakukan penjemuran secara maksimal, akibatnya kualitas gabah petani rendah.

Sementara berkaitan dengan stok beras yang ada, dia menjelaskan pasokan beras di gudang Bulog Kaltim saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga lima bulan kedepan. Ketersediaan ini melebihi batas minimum yang minta pemerintah dikisaran tiga bulan.

Meskipun demikian, beberapa kota yang ada di Kaltim masih rawan akan kelangkaan bahan pokok. Misalnya Kota Balikpapan hingga saat ini masih rawan kelangkaan pangan sebab hampir 90% bahan kebutuhan pokoknya harus didatangkan dari luar pulau.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan Doortje Sorta Susani Marpaung menyebutkan lahan pertanian yang ada di Kota Balikpapan sangat terbatas, sehingga pasokan bahan pangan harus didatangkan dari daerah lain.

“Daerah kami sulit mandiri pangan sebab lahan pertanian yang ada hanya sekitar 5% sampai 10% dari luas wilayah yang ada, tentu tidak cukup untuk penuhi kebutuhan,” ungkapnya.

Doortje beralasan sektor pertanian di Kota Balikpapan sulit berkembang karena dinilai kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan sektor pekerjaan lain seperti pertambangan batu bara, migas dan sektor perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.

Berdasarkan data BPS Kaltim, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Desember 2014 tercatat sebesar 99,33 atau lebih rendah dibandingkan NTP November sebesar 100,25. Artinya, kesejahteraan petani Kaltim semakin turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper