Bisnis.com, JAKARTA - International Air Transport Association (IATA) memperkirakan pertumbuhan perjalanan udara global pada 2015 tetap positif di tengah stagnannya pertumbuhan penumpang November 2014 akibat melambatnya ekonomi China dan Zona Euro.
Berdasarkan rilis IATA, Selasa (20/1), Pertumbuhan penumpang pesawat rute internasional naik 3,6% pada November 2014, dibandingkan dengan tahun lalu. Akan tetapi angka tersebut tidak menunjukan perbaikan bila dibandingkan dengan Oktober 2014, saat pertumbuhannya mencapai 3,7%.
IATA melihat stagnasi ini lebih disebabkan oleh kondisi bisnis global yang turut menahan pertumbuhan pertumbuhan industri penerbangan. Bahkan, stagnasi ini terjadi di penerbangan kelas ekonomi dan premium.
IATA juga melaporkan performa penerbangan jarak jauh menurun pada November 2014. Walaupun terjadi penurunan, pasar penerbangan jarak jauh untuk Timur Tengah tetap menunjukan kenaikan di kisaran 8%-10% untuk rute dari dan menuju wilayah tersebut.
Menurut, lemahnya kepercayaan terhadap bisnis penerbangan sejak pertengahan 2014 akan membatasi perbaikan di kancah perdagangan nasional tahun ini.
Sementara itu, akhir tahun lalu, International Civil Aviation Organization (ICAO) mencatat jumlah pesawat global untuk tujuan wisata dan bisnis naik menjadi 3,2 miliar, dengan pertumbuhan penumpang sebesar 5% dari tahun sebelumnya.
Bahkan, ICAO memperkirakan pertumbuhan penumpang pesawat bisa naik dua kali lipat menjadi 6,4 miliar pada 2030 ditopang dengan perbaikan ekonomi global.
IATA: Ekonomi Lesu, Perjalanan Udara Global Tetap Tumbuh Tahun Ini
International Air Transport Association (IATA) memperkirakan pertumbuhan perjalanan udara global pada 2015 tetap positif di tengah stagnannya pertumbuhan penumpang November 2014 akibat melambatnya ekonomi China dan Zona Euro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Bambang Supriyanto
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
13 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
15 jam yang lalu