Bisnis.com, PALEMBANG - Bulog Sumatera Selatan dan Bangka Belitung mengejar target pengadaan beras dari petani pada tahun ini sebesar 70.000 ton beras, atau naik 6,07% dari realisasi tahun lalu sebanyak 65.993 ton.
Kepala Perum Bulog Divre Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Basirun menilai target pengadaan beras tahun ini sebesar 70.000 ton cukup realistis untuk tercapai. Meskipun demikian, target tersebut bisa saja berubah apabila ada keputusan lainnya dari pemerintah pusat.
“Kami kan melihat tren harga. Sepanjang tahun lalu itu tinggi terus, Bulog kan residual. Jadi dampaknya ke kualitas, sehingga menjadi persoalan. Namun, kami optimistis jika enggak ada bencana, atau hama, produksi bisa melimpah,” ungkapnya, Senin (19/01).
Seperti diketahui, target pengadaan beras tahun ini tergolong konvensional jika dibandingkan dengan target 2014 sebesar 128.000 ton beras. Bahkan, Bulog hanya mampu merealisasikan pengadaan beras dari petani sekitar 51,56% dari target.
Bulog menyebutkan tidak tercapainya target disebabkan disparitas harga beras medium di pasar tidak pernah di bawah Rp7.500 per kilogram, sehingga petani maupun mitra Bulog lebih memilih menjual beras ke pasar.
“Saya yakin karena dari sisi makronya, petani sekarang akan mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi tanpa tender, sehingga ada kemungkinan petani mendapatkan pupuk dan benih itu tepat waktu. Selain itu, ada komitmen memperbaiki irigasi,” jelas Basirun.
Namun, lanjutnya, yang terpenting adalah adanya rencana pemerintah menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) pada tahun ini. Meski tidak menjelaskan secara detail, rencana tersebut menjadi salah satu wacana yang menjadi pembahasan pemerintah tahun ini.
Dia menilai rencana kenaikan HPP tentu akan memberikan keuntungan bagi petani. Apalagi, penyesuaian HPP beras terakhir terjadi pada 2012.
Namun, Basirun juga mengingatkan kenaikan HPP beras, akan memicu kenaikan harga barang lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bulog juga menyampaikan penyaluran raskin (beras miskin) di wilayah Sumsel pada 2014 terealisasi 75.483 ton atau 99,95% dari target 75.524 ton. Kekurangan penyaluran raskin sebesar 41 ton terjadi di Kabupaten Banyuasin.
Menurut rencana, pada tahun ini, Bulog akan menyalurkan raskin dengan pagu yang sama seperti tahun lalu, yakni terhadap 419.579 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS PM), dengan alokasi 15 kg per bulan.
Meski begitu, penyaluran raskin kemungkinan besar baru dikucurkan pada awal Februari mendatang. Pasalnya, pemerintah kabupaten/kota menunggu kepastian terkait pemberitaan beberapa waktu yang lalu, terkait digantikannya raskin dengan e-money.
“Tapi kan Menteri Bidang Perekonomian sudah memberikan kepastian, pada 3 bulan pertama raskin akan dikucurkan. Nah, agar tidak kekosongan beras di warga miskin nantinya akan diisi melalui operasi pasar khusus hingga 31 Januari,” tutur Basirun.