Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diprediksi Produksi Gula Tahun Ini Lebih Rendah

Produksi gula berbasis tebu diperkirakan lebih buruk dari capaian tahun sebelumnya akibat rendahnya harga lelang sepanjang tahun lalu sehingga menurunkan minat petani untuk menanam tebu pada tahun ini.
Gula/Antara
Gula/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi gula berbasis tebu diperkirakan lebih buruk dari capaian tahun sebelumnya akibat rendahnya harga lelang sepanjang tahun lalu sehingga menurunkan minat petani untuk menanam tebu pada tahun ini.

Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Yadi Yusriyadi memprediksi terjadi pengurangan areal tanam sebesar 3,4% pada tahun ini atau  460.000 hektare dari  476.000 hektare akibat menurunnya minat menanam tebu.Dengan pengurangan itu, AGI memprediksi produksi gula tahun ini hanya 2,54 juta ton atau menurun dibandingkan tahun lalu sebesar 2,58 juta ton.

“Ditambah ekspansi areal oleh PG (perusahaan gula) baru tidak terlalu signifikan pada 2014 sampai 2015 ini,” katanya dalam Outlook Pasar Gula 2015, Selasa (13/1/2015).

Yadi mengatakan faktor lain yang memicu produksi turun adalah perkiraan penurunan produktivitas. Menurutnya, harga lelang yang rendah berpotensi menurunkan produktivitas tebu dari 70,8 juta ton/ha menjadi 68,7 juta ton /ha.

Menurutnya, biaya produksi gula seperti biaya transportasi dan upah yang meningkat 10% dari tahun lalu mendorong petani untuk melakukan budidaya seadanya saja atau tidak sesuai dengan good agriculture practices.

“Karena biaya produksi yang semakin tinggi, petani cenderung melompati tahapan budidaya yang baik. Sehingga produktivitas turun,” katanya.

Selain itu, anomali iklim membuat gejala el nino diperkirakan kembali melanda pada April sehingga kemarau berkepanjangan itu juga mengakibatkan produktivitas turun.

“Tapi anomali tersebut mendorong rendemen meningkat sekitar 5% dari 7,64% menjadi 8,02% tahun ini,” katanya.

Meski produksi tahun ini tidak mencapai kebutuhan gula konsumsi sebesar 2,892 juta namun importasi gula konsumsi atau GKP tidak perlu dilakukan. Stok GKP saat ini sangat melimpah sehingga adanya importasi GKP akan semakin membunuh petani. Sampai Desember 2014, AGI mencatat stok gula mencapai 1,1 juta ton di gudang perusahaan.

"Kami perkirakan awal tahun ini ada 1,3-1,4 juta GKG selain di gudang juga ada di pengecer," katanya.

Menurutnya, kondisi petani tebu dalam negeri tidak akan membaik apabila harga lelang masih tertekan mengingat akan terjadi kenaikan biaya produksi dan masih beredarnya gula rafinasi di pasar yang akan menurunkan kualitas GKP yang dihasilkan petani tebu.

“Pemerintah harus benar-benar menjalankan sesuai regulasi yang dibuatnya, terutama untuk pengawasan gula rafinasi kalau tidak masalah gula ini tidak akan selesai,” tambah Yadi. (Bisnis.com)

BACA JUGA:

PAKAN TERNAK : GPMT Tetap Andalkan Jagung Lokal

Ini Penyebab Penerimaan China Jatuh ke Level Terendah

Apa Pengertian, Fungsi & Sejarah BI Rate? Simak Selengkapnya

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Nancy Junita
Sumber : Bisnis.com

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper