Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapat Alokasi Gula Mentah, Pabrik Makassar Tene Mengepul Lagi

PT Makassar Tene kembali melakukan produksi gula rafinasi setelah mendapat alokasi kuota bahan baku atau raw sugar sebanyak 36.000 ton.
Pabrik Gula/Antara
Pabrik Gula/Antara

Bisnis.com, Makassar - PT Makassar Tene kembali melakukan produksi gula rafinasi setelah mendapat alokasi kuota bahan baku atau raw sugar sebanyak 36.000 ton.

 Direktur Utama PT Makassar Tene Abuan Halim mengatakan, kuota raw sugar sebanyak 36.000 ton itu diberikan pemerintah untuk kegiatan produk selama kuartal I/2015, yaitu Januari hingga April.

“Di kuartal I tahun ini kami mendapatkan alokasi raw sugar sebanyak 36.000 ton. Tetapi jumlah itu diperkirakan akan habis diproduksi hanya dalam waktu satu bulan saja,” kata Abuan melalui pesan singkat BlackBerry Messenger (BBM) kepada Bisnis, Rabu (14/1/2015).

Menurutnya, dengan kapasitas terpasang 400.000 ton per tahun, seharusnya kapasitas produksi selama satu kuartal sebanyak 135.000 ton, sehingga dengan alokasi hanya 36.000 ton untuk kuartal I/2015, jumlah itu jauh dari kapasitas terpasang yang dimiliki.

“Ya kalau tidak ada tambahan kuota bahan baku lagi, terpaksa selesai produksi yang 36.000 ton nanti Makassar Tene (MT) akan kembali berhenti berproduksi lagi,” ujarnya.    

Sebelumnya, dia mengakui bahwa perusahaannya mengalami penurunan revenue atau pendapatan sebesar 25% di tahun lalu akibat tidak beroperasinya perusahaan gula rafinasi terbesar di kawasan Timur Indonesia (KTI) tersebut selama tiga bulan, terhitung sejak Oktober hingga Desember 2014.

Dia mengatakan bahwa terhentinya produksi gula rafinasi Makassar Tene saat itu karena alokasi raw sugar yang diberikan pemerintah ke perusahaannya tidak sesuai dengan kapasitas terpasang yang dimiliki, yaitu sekitar 400.000 ton per tahun.

"Tahun lalu, kami hanya mendapatkan alokasi raw sugar sebanyak 240.000 ton sementara kapasitas terpasang kami 400.000 ton per tahun. Itulah mengapa produksi kami terhenti sejak Oktober hingga Desember 2014 karena memang tidak ada lagi bahan baku yang bisa diproses," tuturnya.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Wiwiek Dwi Endah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper