Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berencana mengimpor sapi indukan sebanyak 30.000 ekor untuk meningkatkan produktivitas sapi dalam negeri serta mengaplikasikan sistem integrasi sawit-sapi secara maksimal pada tahun ini.
Dirjen Peternakan Kementan Syukur Iwantoro mengatakan langkah ini ditempuh pemerintah setelah pada tahun-tahun sebelumnya hanya dilakukan pihak swasta.
Dia berharap cara tersebut dapat meningkatkan populasi sapi sehingga target peningkatan produksi sapi untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dapat tercapai dalam empat tahun ke depan.
“Dari APBN diberikan impor sekitar 30.000, tapi tetap dari swasta bebas,” katanya, Rabu, (7/1/2015).
Syukur menjelaskan kelompok tani andalan nantinya akan mengelola sapi indukan tersebut. Adapun jumlah dan penunjukkan lokasi tani tersebut masih diinventarisasi Kementan.
“Salah satunya kita dorong integrasi sapi-sawit, tapi tidak milik swasta yakni plasma-plasma. Saat ini kita evaluasi yang mana sudah siap agar kita bantu,” katanya.
Syukur mengatakan pihaknya tengah membahas penurunan bea masuk menjadi 0% bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan dengan Menko Perekonomian untuk menggalakkan investasi sapi indukan dalam negeri.
Selama ini, bea masuk untuk sapi indukan disamaratakan dengan sapi bakalan dan sapi bibit yakni sebesar 5%.
Menurutnya, hal tersebut membuat investor kurang melirik peluang sapi indukan mengingat pengembangbiakannya juga butuh waktu lama.
“Berbeda dengan sapi bakalan yang 3 bulan bisa potong, sehingga harus dikasih insentif dong,” katanya.
Pada semester I tahun lalu, Kementerian Perdagangan telah memberikan izin impor untuk sapi indukan sebanyak 7.500 ekor kepada pihak swasta.
Jumlah tersebut masih sangat kecil dibandingkan jumlah impor sapi bakalan tahun lalu yang mencapai 562.628 ekor.