Bisnis.com, JAKARTA--Perum Damri tengah mengkaji penurunan tarif angkutan bandara seiring penurunan harga bahan bakar minyak.
Sarmadi Usman, Direktur Usaha Perum Damri, mengatakan terbukanya peluang penurunan tarif itu tidak terjadi pada seluruh armada yang memiliki rute bandara. Kajian itu akan selesai pada awal bulan depan.
Adapun, kajian itu dilakukan berdasarkan komponen biaya operasional dari tiap-tiap trayek dari dan menuju bandara. Sementara biaya operasional itu meliputi tarif tol, biaya terminal, sewa parkir bandara dan kewajiban konsesi bandara. "Kalaupun ada penurunan tidak semua angkutan menuju bandara," katanya, Kamis (8/1/2015).
Pada sisi lain, penaikan tarif yang dilakukan oleh Pemprov sejak November sebagai imbas penaikan harga BBM juga telah menyebabkan perum mengalami kerugian pada pengelolaan 12 cabang angkutan perkotaan.
Kerugian itu lantaran pemprov menetapkan penarikan tarif tidak lebih dari 10%, padahal menurut pehitungan perum dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) yang berdasarkan penaikan harga seluruh komponen spare part saat melakukan perawatan sebesar 25%-30%.
Dengan begitu, paling tidak penurunan harga BBM kali ini akan mengurangi kerugian perusahaan dari pengelolaan angkutan perkotaan. "Tidak menutup kerugian, tapi rugi agak berkurang."