Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Diminta Kaji Ulang Pencabutan Subsidi Tarif Listrik

Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat meminta pemerintah menurunkan harga listrik pada awal tahun depan, mengingat akumulasi beban yang terus terjadi sepanjang 2014.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, BANDUNG—Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Barat meminta pemerintah menurunkan harga listrik pada awal tahun depan, mengingat akumulasi beban yang terus terjadi sepanjang 2014.

Ketua Apindo Jabar Dedy Widjaja menilai pencabutan subsidi tarif listrik yang direncanakan pemerintah Januari 2015 mendatang bisa memperburuk industri di Jabar terutama sektor padat karya.

Dia beralasan sepanjang 2014 industri di Jabar telah mengalami beban yang cukup tinggi untuk operasional akibat kenaikan listrik, BBM, dan upah di atas Rp2 juta per bulan.

“Jadi, kalau per 1 Januari 2015 pemerintah mencabut subsidi tarif listrik, maka banyak perusahaan gulung tikar,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (29/12/2014).

Dia menjelaskan tarif listrik pantas diturunkan sejalan turunnya harga minyak dunia yang menyentuh US$60 per barel beberapa waktu terakhir ini.

Pihaknya tidak bisa membayangkan jika pencabutan TDL bagi industri jadi direalisasikan. Kemungkinan, katanya, akan melakukan efisiensi dengan memangkas pekerja sehingga berpeluang naiknya pengangguran di Jabar.

Dia menjelaskan relokasi industri ke luar negeri seperti Vietnam menjadi pilihan alternatif bagi pelaku usaha.

Dedy beralasan di Vietnam biaya produksi jauh lebih murah dibandingkan Indonesia, bahkan suku bunga bank pun rendah.

“Bahkan opsi lain apabila pelaku usaha tidak sanggup menanggung beban produksi kemungkinan buruknya industri akan menghentikan produksinya,” ujarnya.

Menurutnya, lebih baik pemerintah fokus terhadap pembenahan perekonomian Indonesia yang harus diperbaiki dari saat ini.

“Jangan sampai hal ini terjadi, apalagi nanti masuk pasar bebas Asean tahun 2015,” katanya.

Acaman itu, ujarnya, sudah ada di depan mata karena penetrasi pasar dalam negeri yang belum kondusif membuat daya saing usaha akan semakin sulit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper