Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Hal Yang Perlu Anda Tahu Dibalik Pesta Diskon

Seperti laiknya sebuah siklus, ketika menjelang akhir tahun, banyak pusat perbelanjaan yang berlomba-lomba memberikan diskon alias potongan harga untuk pembelian item produk tertentu secara besar-besaran mulai dari 20% hingga 80%. Lalau ada apa sebenarnya dibalik diskon itu?.
Mekanisme diskon sudah ada perhitungan sendiri. /Bisnis.com
Mekanisme diskon sudah ada perhitungan sendiri. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Seperti laiknya sebuah siklus, ketika menjelang akhir tahun, banyak pusat perbelanjaan yang berlomba-lomba memberikan diskon alias potongan harga untuk pembelian item produk tertentu secara besar-besaran mulai dari 20% hingga 80%.Besarnya potongan harga yang diberikan tersebut tak pelak membuat masyarakat menjadi lebih antusias membelanjakan uangnya untuk mendapatkan produk di pusat perbelanjaan tersebut.Meski demikian, dengan besarnya potongan harga terkadang konsumen tidak memperhatikan lagi dari sisi kepuasan. Karena barang yang dijual dengan harga diskon itu adalah barang stok lama, sehingga tidak jarang berdampak pada penurunan kualitas.Selain itu, bahkan beredar informasi dimasyarakat bahwa harga jual barang diskon itu sebenarnya dinaikkan terlebih dahulu, baru didiskon.Namun, terkait informasi tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid tidak sependapat.Pihaknya membantah bahwa setiap barang yang dijual dengan pemberian diskon, harganya telah dinaikkan terlebih dahulu sebelumnya dan menjamin harga yang diskon yang diberikan adalah yang sebenarnya.Satria mengaku memang pernah mendengar informasi seperti itu, tetapi secara langsung dirinya belum pernah menemukannya kasus kecurangan dengan menaikkan harga barang terlebih dahulu sebelum didiskon."Kami anggota Aprindo menjamin bahwa harga barang yang didiskon itu tidak dinaikkan terlebih dahulu," tuturnya kepada Bisnis belum lama ini.Pihalnya komitmen dan konsisten strategi menaikkan harga barang terlebih dahulu itu tidak akan dilakukan anggota Aprindo karena pertaruhannya adalah nama baik atau brand image perusahaan, di tengah kompetitifnya persaingan dalam bisnis ini."Lalu juga muncul pandangan bahwa barang diskonan pasti kualitasnya jelek. Itu hanya persepsi masyarakat saja, karena pada dasarnya barangnya ya itu-itu saja tidak diganti terlebih dahulu," ujarnya.Pihaknya berani mengatakan demikian lantaran sebagai peritel juga bertanggung jawab terhadap kualitas barang yang dijualnya, termasuk layanan after sales produknya sebagai bentuk perlindungan konsumen.Meskipun, lanjutnya sebetulnya kalaupun hendak menjual barang ada "tidak sempurna" seperti misalnya produk baju yang ada kancingnya terlepas, hal itu diperbolehkan undang-undang konsumen, asalkan konsumen diberitahukan sejak awal kondisinya.Akan tetapi, sebagai bentuk perlindungan konsumen, dirinya juga terus mengedukasi masyarakat agar apabila menemukan barang tidak sesuai, mereka masih memiliki hak pengembalian selama bukti pembayaran masih ada dan dalam jangka waku tertentu, misalkan 7-14 hari tergantung kebijakan peritel.Pihaknya berani menekankan dan menjamin kebenaran mekanisme diskon tersebut lantaran program diskon adalah salah satu senjata atau program mendekatkan diri peritel dengan konsumen demi peningkatan loyalitas."Jadi diskon itu memang program untuk memaintenance loyalitas customer, maka kami tidak berani berlaku curang," ujanya.Menurutnya ketatnya persaingan bisnis di industi ini menuntut setiap perusahaan harus mampu menciptakan nilai tambah dan ekslusivitas (bukan berarti mahal akan tetapi hanya ada di toko tertentu) sehingga membuat customer semakin loyal. "Ada traffic builder di sana," ujarnya.Pihaknya memaparkan bahwa mekanisme diskon sudah ada perhitungan tersendiri antara supplier dengan peritel, sehingga bisa didapatkan potongan harga tertentu.Tetapi memang tidak semua produk bisa di sales. Menurutnya yang bisa didiskon adalah barang yang perputarannya cepat, baik dari sisi produksi dan perkembangan mode, seperti misalnya produk pakaian dan barang elektronik.Mengenai profit atau keuntungan yang diperoleh, perusahaan bisa mendapatkan dari sisi produk yang lain."Jadi ada semacam subsidi silang. Untuk beberapa item keuntungannya tidak perlu terlalu besar, tetapi di cover dari keuntungan produk yang lainnya," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper