Bisnis.com, JAKARTA - Tren kunjungan turis Brunei ke Indonesia meningkat pesat dari tahun ke tahun, namun peningkatan itu bisa lebih besar jika jalur penerbangan tidak hanya dilayani maskapai Royal Brunei Airways (RBA), sehingga dimungkinkan persaingan harga.
"Pada tahun 2013 jumlah wisatawan Brurei Darussalam yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 54.893 orang, yang mana hal ini menunjukkan tren yang semakin meningkat dengan terus dikunjunginya Jakarta, Bandung, dan Surabaya yang juga bermaksud untuk berbelanja," kata Rudhito Widagdo, Minister Counsellor pada KBRI-Bandar Seri Begawan, dalam keterangan tertulisnya diterima ANTARA, Jakarta, Selasa.
"Itu peningkatan yang cukup drastis karena 2012 jumlah turis Brunei ke Indonesia hanya sekitar 40.000 orang," kata Rudhito Widagdo.
Selama ini, transportasi udara dari Brunei Darussalam ke Indonesia (Jakarta, Surabaya, dan Bali) dilayani oleh maskapai penerbangan Royal Brunei Airways (RBA) yang menerbangi langsung ke kota-kota tersebut 6 kali dalam seminggu.
"Karena jembatan udara Brunei - Indonesia hanya dilayani oleh RBA maka harga penerbangannya sangat mahal. Sebagai contoh saat ini, penerbangan Brunei - Surabaya, harga tiket yang dijual sekitar 1.000 dolar AS. Padahal hanya dua jam terbang," tambah Rudhito.
Menurut dia, harga tiket penerbangan yang mahal akibat tidak ada persaingan. Tidak ada penerbangan selain RBA yang melayani rute penerbangan Brunei ke kota-kota di Indonesia.
"Kami sudah komunikasi dan minta Air Asia Indonesia melayani rute penerbangan Surabaya - Brunei tapi hingga kini belum ada realisasinya," tambah dia.
Sedangkan transportasi darat operator bus Damri Indonesia telah menjalankan trayek Pontianak-Bandar Seri Begawan (melalui Serawak) setiap hari.