Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2018, Pulp dan Kertas Bisa Datangkan Investasi US$20 Miliar

Industri bubur kertas dan kertas mampu mendatangkan investasi US$20 miliar dalam tiga tahun mendatang asalkan pemerintah memfasilitasi usance letter of credit dengan diskonto 2%.

Bisnis.com, JAKARTA--Industri bubur kertas dan kertas mampu mendatangkan investasi US$20 miliar dalam tiga tahun mendatang asalkan pemerintah memfasilitasi usance letter of credit dengan diskonto 2%.

Wakil Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Rusli Tan mengatakan usance letter of credit (L/C) dengan tenor 360 hari bisa memancing minat investasi asing. Fasilitas kredit ini bakal mendongkrak penjualan produsen bubur kertas (pulp) dan kertas ke pasar global.

Kelancaran pemasaran ke luar negeri akan berimbas positif kepada utilisasi pabrik pulp dan kertas yang kini baru sekitar 50%. Level utilisasi ini dirasa menyulitkan pebisnis karena mereka tetap harus menanggung fixed cost yang besarnya sama dengan utilisasi penuh.

"Begitu ada fasilitas L/C ini investor luar negeri semua mau masuk ke Indonesia. Usance L/C artinya kami kasih konsumen utang 360 hari, kami dapat uang tunai tetapi dipotong diskonto 2%," ucap Rusli seusai diskusi proyeksi pertumbuhan industri pulp dan kertas 2015, di Jakarta, Selasa (23/12/2014).

L/C adalah perjanjian yang dikeluarkan bank atas permintaan nasabahnya untuk melakukan pembayaran atas dokumen ekspor impor yang dikirim penerima L/C (eksportir). Usance L/C jatuh tempo sesuai dengan tenor yang ditetapkan, misalnya 360 hari maka tanggal jatuh tempo adalah 360 hari pascabarang dikirim.

Pemerintah membuka dan menugaskan bank sentral untuk buka L/C lalu menunjuk bank devisa di negara tujuan ekspor. Pengusaha mengaku tidak keberatan untuk menanggung diskonto 2% karena fasilitas kredit ini dapat mendongkrak utilisasi hingga 100%. Pada akhirnya fixed cost yang terasa mahal ketika utilisasi cuma jalan separuh jadi lebih ringan karena utilisasi meningkat.

"Kalau fasilitas usance L/C ini dilakukan dalam tiga sampai empat tahun, kapasitas produksi terpasang yang bisa bertambah menjadi 20 juta  ton per tahun," tutur Rusli. Jumlah ini  mengindikasikan terjadi peningkatan kapasitas produksi terpasang sebanyak 12 juta ton dari saat ini sekitar 8 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper