Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INVESTASI BESI & BAJA: 2015, Diproyeksi Capai Rp382,6 Triliun

Pemerintah memproyeksikan ada peluang investasi baru di sektor logam dasar dan besi baja mencapai Rp382,64 triliun dari 26 investor pada tahun depan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah memproyeksikan ada peluang investasi baru di sektor logam dasar dan besi baja mencapai Rp382,64 triliun dari 26 investor pada tahun depan.

Menteri Perindustrian Saleh Husin berpendapat potensi investasi pada 2015 lebih lebar dibandingkan dengan tahun ini.

Hajatan politik memengaruhi minat penanaman modal dari calon investor baru maupun ekspansi bisnis yang ada, pebisnis cenderung menahan diri.

 “Tahun ini adalah tahun politik sehingga investor lebih banyak yang wait and see, tidak banyak yang gencar berinvestasi. Kami yakin pada 2015 akan ada peningkatan,” katanya saat jumpa pers Paparan Akhir Tahun dan Proyeksi 2015 Sektor Industri Nonmigas, di Jakarta, Senin (22/12/2014).

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) diketahui potensi investasi Rp382,64 triliun disumbang industri baja, tembaga, aluminium, dan nikel. Rencana penanaman modal ini diharapkan bisa memenuhi kontribusi bidang manufaktur 50% dari total target investasi industri pengolahan nonmigas.

Di sektor baja ada rencana investasi dan perluasan delapan perusahaan penghasil pig iron, cold rolled coil, dan hot dipped galvanized senilai Rp52,44 triliun. Di industri tembaga ada lima perusahaan yang berencana membenamkan modal untuk memproduksi katoda tembaga senilai Rp99,2 triliun.

Di cabang industri aluminium terdapat rencana investasi lima perusahaan pengolah aluminum dengan nilai investasi sekitar Rp108 triliun. Sementara dari sektor nikel terdapat rencana investasi delapan perusahaan produsen feronikel, nickel matte, dan nickel pig iron bernilai Rp123 trilun.

Salah satu perusahaan yang hendak menanam modal di sektor besi baja adalah Press Metal senilai US$180 juta. Tapi investor asal Malaysia ini sedang menahan diri karena terbelit ruwetnya perizinan. Kondisi seperti ini bisa jadi tidak hanya dialami segelitir melainkan mayoritas calon investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper