Bisnis.com, JAKARTA--Rusia akan mempertahankan produksi minyak mentah pada tahun depan dan akan membiarkan pelemahan harga komoditas itu untuk menstabilkan harga.
Pemerintah Rusia juga tidak akan menyesuaikan suplai minyak guna mengurangi kelebihan pasok global.
Hal itu dikemukakan Menteri Energi Rusia Alexander Novak terkait dinamika ekonomi negara itu setelah nilai rubel anjlok di tengah kelebihan pasok minyak mentah dunia.
Dia menegaskan negaranya akan mempertahankan kuota produksi sebesar 10,6 juta barel per hari pada tahun depan sebagaimana posisi pada tahun ini.
Harga minyak mentah Brent anjlok hampir 50% sejak akhir tahun 2013 sehingga berkontribusi pada krisis nilai tukar saat ini.
Separuh anggaran belanja Rusia berasal dari sektor energi.
Dengan mempertahankan kuota produksinya, Rusia mengambil kebijakan yang sama dengan negara anggota OPEC.
Kartel minyak mentah dunia itu pada 27 November lalu menyatakan tidak akan memangkas produksinya kendati terjadi surplus minyak mentah.
Pemerintah Rusia akan melakukan pertemuan terkait memburuknya situasi keuangan negara tersebut.
Sanksi yang dijatuhkan negara Barat terhadap Rusia telah membuat pelarian modal meningkat hingga mencapai titik tertinggi dalam enam tahun.
Akibatnya, negara itu di ambang kebangkrutan.
“Harga akan stabil dengan sendirinya,” ujar Novak kepada wartawan sebagaimana dikutip Bloomberg, Rabu (17/12/2014).
Menurutnya, sejumlah proyek investasi oleh perusahaan minyak akan dikaji ulang, namun sejauh ini tidak ada penyesuaian.