Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI MAKANAN & MINUMAN: 2015, Investasi Diprediksi Hanya Naik 7%

Investasi di sektor makanan dan minuman olahan diyakini mampu tumbuh 7% pada tahun depan atau lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pelaku industri.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi di sektor makanan dan minuman olahan diyakini mampu tumbuh 7% pada tahun depan atau lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi pelaku industri.

Direktur Minuman dan Tembakau Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Faiz Ahmad mengatakan prognosa tersebut lebih kecil dibandingkan asumsi pertumbuhan tahun ini sebesar 10%.

Pelemahan bisnis dan daya beli di negara maju menahan kelancaran aliran kapital ke Indonesia.

Pertumbuhan investasi pada tahun depan terutama di sektor air minum di dalam kemasan serta minuman berkarbonasi sekitar 7% - 8%. “Penurunan investasi bukan karena pasar yang jenuh, tetapi pelemahan negara maju," tutur Faiz, Selasa (16/12/2014).

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) sempat menyatakan kepercayaan diri atas investasi baru pada tahun ini bisa mencapai Rp50 triliun. Untuk tahun depan diperkirakan naik 10% menjadi kisaran Rp55 triliun.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pertumbuhan nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) selama tiga tahun terakhir sebesar 35,05% pada tahun lalu, 40,62% selama 2012, sedangkan pada 2011 turun 51,60%. Khusus pada triwulan ketiga tahun ini tumbuh 4,97% terhadap periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan penanaman modal asing (PMA) di sektor mamin tercatat 7,70% pada 2011, lalu meningkat jadi 61,40% pada 2012, tetapi melemah lagi ke level 18,78% selama tahun lalu. Pertumbuhan PMA khusus pada triwulan ketiga tahun ini justru turun 10,54% terhadap periode yang sama tahun lalu.

Selama Januari – September tahun ini terkumpul PMDN senilai Rp13,93 triliun dari 238 proyek. Untuk investasi asing mencapai US$2,56 miliar berasal dari 515 proyek. Akumulasi keduanya senilai Rp40,7 triliun setara 11,9% dari total penanaman modal.

Sementara untuk pertumbuhan kinerja industri mamin, menurut Faiz, akan bertengger di level 7% - 8%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kemenperin diketahui  industri mamin dan tembakau tumbuh 8,80% selama Januari – September 2014.

“Untuk konsumsi diperkirakan tumbuh rerata 6% - 8% tergantung cabang industri mamin yang dimaksud,” ucap Faiz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper