Bisnis.com, SEMARANG—Sebanyak tujuh perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) membangun pabrik di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dengan total investasi Rp2 triliun.
Bupati Wonogiri Danar Rahmanto mengatakan pembangunan pabrik tersebut dilakukan karena investor mempertimbangkan upah buruh di wilayahnya tergolong lebih murah dibandingkan dengan upah di Provinsi Jawa Barat dan Jabodetabek.
Dari tujuh perusahaan tersebut, menurutnya, investasi paling besar yakni perusahaan konveksi asal Korea Selatan PT Nesia Pan Pacific Clothing dengan nilai investasi sekitar Rp700 miliar. Pabrik konveksi ini memproduksi pakaian jadi seperti celana, jaket, dan gaun yang akan akan didirikan di lahan seluas 12 hektare di Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Wonogiri, Jateng.
“Total investasi sekitar Rp1,9 triliun –Rp2 triliun. Empat perusahaan tekstil melakukan ekspansi dan memilih relokasi ke wilayah kami. Sisanya merupakan perusahaan baru,” paparnya kepada Bisnis, Minggu (14/12/2014).
Dia menjelaskan satu dari tujuh perusahaan tadi bulan ini melakukan groundbreaking. Sebagian lain, pembangunan pabrik selesai pada pertengahan tahun depan.
Danar mengakui pendirian pabrik memberikan kontribusi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) hampir tiga kali lipat dari target tahun ini senilai Rp140 miliar. Selama ini, ujarnya, penyumbang PAD terbanyak dari sektor pertambangan.
Menurutnya, pembangunan pabrik dapat mengurangi angka pengangguran terbuka di Wonogiri. Harapannya warga lebih memilih bekerja di kampung halamannya daripada merantau ke Jakarta dan sekitarnya.
“Tahap awal, perusahaan membutuhkan karyawan 14.000 orang. Jika pembangunan sudah selesai, tenaga kerja yang terserap sebanyak 23.000 orang,” paparnya.
Danar mengatakan investor pabrik konveksi itu bersedia mengajak investor asing lainnya untuk membenamkan modal di Wonogiri. Dia menyebutkan ada beberapa calon investor asing lainnya baik dari Korea Selatan maupun Jepang yang telah menyurvei lokasi di Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jateng Yuni Astuti mengatakan minat investasi di Jateng terbanyak didominasi sektor TPT, disusul industri makanan dan minuman, industri furniture, industri kimia.
Ketertarikan investor menanamkan modal di sektor TPT, ujarnya, lantaran bahan baku mudah diperoleh baik dari wilayah Jateng maupun jangkauan terdekat dari Jawa Barat. Pertimbangan itulah yang membuat sektor TPT mengalami pertumbuhan setiap tahun.
“Tenaga kerja di sini tersedia banyak, upah buruh lebih rendah. Intinya Jateng unggul dari sisi upah dan tenaga kerja,” paparnya.