Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian menyatakan sasaran peningkatan produksi komoditas lada sebanyak 97.234 ton tahun depan akan dilakukan dengan cara menggiatkan intensifikasi dan rehabilitasi tanaman tanpa adanya perluasan lahan.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir mengatakan perluasan lahan tidak diperlukan mengingat tanaman lada didominasi oleh tanaman tua dan rusak sehingga intensifikasi dan rehabilitasi lebih diperlukan untuk menggenjot produktivitas.
“Untuk meningkatkan produksi tidak perlu kita menambah areal, tetapi agar kita meningkatkan produktivitas ini dengan dua cara itu saja,” katanya, Selasa (9/12/2014).
Saat ini, dia mengatakan produktivitas lada baru mencapai 776 kg per ha dari potensi yang seharusnya1,5-2 ton per ha. Bahkan, beberapa penelitian mengungkapkan produktivitas lada hingga 3 ton per ha apabila melakukan peremajaan pada tanamannya.
Dengan peningkatan produktivitas, Indonesia diharapkan bisa menyalip Vietnam dan India sebagai produsen lada terbesar dunia.
Adapun anomali cuaca yang terjadi sepanjang tahun diharapkan tidak merevisi target produksi tahun ini sebesar 89.620 ton atau mengalami peningkatan dari tahun lalu sebanyak 88.672 ton.
Gamal mengatakan Lampung dan Bangka Belitung masih menjadi sentra terbesar komoditas lada. Lampung dikenal sebagai produsen lada hitam sedangkan Babel produsen lada putih.
PRODUKSI LADA: Sebagian Besar Tanaman Berumur Tua & Rusak
Kementerian Pertanian menyatakan sasaran peningkatan produksi komoditas lada sebanyak 97.234 ton tahun depan akan dilakukan dengan cara menggiatkan intensifikasi dan rehabilitasi tanaman tanpa adanya perluasan lahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Sepudin Zuhri
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
8 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
10 jam yang lalu
Sederet Saran dari Ekonom untuk Lompatan Pertumbuhan Ekonomi RI
13 jam yang lalu