Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Suryo Bambang Sulisto menginginkan berbagai pihak dapat bahu membahu untuk membangun identitas Indonesia sebagai negara maritim yang berdaulat dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
"Bangun identitas sebagai negara maritim dengan mengembangkan kemampuan mengelola laut menjadi sumber kemakmuran dan kesejahteraan rakyat," kata Suryo Bambang Sulisto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (10/12/2014).
Sejumlah langkah yang perlu dilakukan antara lain adalah mengupayakan fasilitas cold storage untuk mendukung sentra-sentra pelabuhan perikanan.
Selain itu, mengupayakan pembangunan Sentra Perikanan Terpadu (SPT) yang berskala nasional, mempercepat modernisasi pelabuhan melalui perbaikan infrastruktur, dukungan regulasi yang kondusif, serta peningkatan kualitas SDM dan mendorong terciptanya standardisasi kapal pelayaran rakyat.
Kadin juga mendorong pemerintah untuk mengupayakan penetapan 14 pelabuhan untuk membangun konektivitas dengan negara-negara ASEAN sesuai dengan Sislognas (Sistem Logistik Nasional), mengupayakan sinkronisasi logistik untuk menghilangkan tumpang tindih, serta mengupayakan percepatan pembangunan NSW di seluruh pelabuhan utama di Indonesia.
Sebelumnya, Suryo Bambang Sulisto mengatakan fokus terhadap pembangunan sektor kemaritiman seperti yang dicanangkan pemerintah membawa tantangan sekaligus peluang besar bagi dunia usaha.
"Fokus pemerintah pada sektor kemaritiman membawa tantangan luar biasa berat tetapi peluang yang juga luar biasa besar," kata Suryo Bambang Sulisto saat membuka Rapat Pimpinan Nasional Kadin di Jakarta, Senin (8/12/2014).
Menurut dia, proses logistik maritim dinilai masih terkendala dalam hambatan infrastruktur yang sangat tinggi. Selain itu, distribusi sejumlah barang dinilai masih bergantung kepada kapal asing.
Wakil Ketua Umum Kelautan dan Perikanan Kadin Indonesia Yugi Prayanto mendorong pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan hasil perikanan dunia yang dinilai selaras dengan konsep Poros Maritim Dunia.
"Kami optimistis, dengan menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan perikanan dunia maka nilai ekspor nasional akan meningkat dari US$4,1 miliar pada 2013, menjadi US$40 miliar pada 2019," kata Yugi Prayanto.
Menurut Yugi, langkah menjadikan Indonesia sebagai pusat pengolahan perikanan dunia, harus dilakukan segera, mengingat potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang sangat besar.
Ia mengungkapkan terdapat beberapa langkah penting yang harus dilakukan pemerintah antara lain melakukan standarisasi semua produk perikanan dalam negeri sehingga sektor perikanan nasional bisa terdaftar secara resmi pada tingkat nasional dan internasional.
Selain itu, ujar dia, mulai melakukan prosesing perikanan dunia di Indonesia, berdasarkan standarisasi yang telah dimiliki. "Artinya, sama seperti dengan dibangunnya Starbucks dan McDonald di Indonesia, karena quality control-nya sudah sama seperti di Amerika Serikat. Kita pun bisa bangun pusat pengolahan perikanan dunia di Indonesia," katanya.