Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI PENGECORAN LOGAM: 2015, Pertumbuhan Stagnan

Perkembangan industri pengecoran logam pada tahun depan diperkirakan stagnan seiring dengan prognosis pasar otomotif domestik yang tak bergerak dari kisaran 1,2 juta ton per tahun.
 Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Perkembangan industri pengecoran logam pada tahun depan diperkirakan stagnan seiring dengan prognosis pasar otomotif domestik yang tak bergerak dari kisaran 1,2 juta ton per tahun.

Selain menjadi tumpuan dari segi penjualan, peningkatan pasar kendaraan bermotor juga berpengaruh terhadap perkembangan investasi di sektor pengecoran logam. Permintaan dari sektor otomotif pada umumnya berupa produk-produk komponen yang presisi.

Ketua Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia (HAPLI) Yos Rizal Anwar mengatakan tak bisa memberikan kisaran tepat untuk kontribusi sektor otomotif terhadap omzet bisnis pengecoran logam. Tapi diperkirakan permintaan casting untuk komponen otomotif mencapai 80% dari seluruh order yang ada.

"Kami bersyukur pada tahun ini penjualan otomotif bisa tetap 1,2 juta unit. Baru sekali ini pada tahun politik tetapi pasar tidak turun," katanya ditemui seusai jumpa pers Pameran Logam GMTN, di Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Apabila pasar otomotif pada tahun depan diperkirakan stagnan, pebisnis pengecoran logam mengalami yang sama. Adapun kebutuhan casting komponen otomotif berbahan besipada tahun ini diperkirakan 364.000 ton, sedangkan yang berbahan aluminium sekitar 120.000 ton. Masing-masing kebutuhan ini baru separuh yang bisa dipenuhi dari dalam negeri.

Kebutuhan logam berbahan besi untuk setiap unit mobil antara 50 kilogram - 200 kg, motor 22 kg - 25 kg per unit. Untuk logamberbahan aluminium sekitar 60 - 100 kilogram per unit mobil, dan 3 kg untuk setiap sepeda motor.

"Permintaan dari otomotif itu banyak untuk komponen presisi untuk [dipasok] ke original equipment manufacturer [OEM] dengan kualitas kontrol ketat. Tapi yang dijual ke after market pun bukan genuine parts," ucap Yos.

Selain permintaan untuk komponen otomotif, bisnis pengecoran logam juga mengandalkan pesanan dari alat berat, elektronik, dan permesinan. Komponen permesinan digunakan untuk sektor migas, petrokimia, semen, serta pulp dan kertas.

Yos mengatakan sejumlah pekerjaan rumah dalam bisnis pengecoran logam ialah teknologi peralatan produksi yang tertinggal, ketiadaan perangkat lunak murah yang bisa didapatkan industri dengan mudah, harga jual ditentukan pasar, dan soal permintaan terus bertambah.

"Harga jual produk itu ditentukan oleh pasar, sedangkan permintaan pasar naik terus terutama komponen otomotif tetapi kami sulit mematok harga sesuai keinginan kami," ucapnya.

Bahan baku pengecoran logam sebagian ada yang berasal dari scrap asli yang dibeli dari luar negeri. Tapi ada pula scrap yang berasal dari sisa proses stamping kendaraan bermotor lalu diolah lagi kemudian dibuat menjadi komponen.

Scrap impor tersebut yang kerap terhadap dalam proses impor karena dianggap limbah. Tidak semua yang dibeli dari luar negeri sudah dipisahkan antara scrap yang dibutuhkan dengan benda-benda lain yang tergolong limbah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper