Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo: Pencabutan Izin Usaha Sektor Kehutanan Ganggu Investasi

Kebijakan pemerintah melakukan pencabutan izin usaha korporasi di sektor kehutanan dinilai akan berdampak terhadap penurunan tingkat kepercayaan dunia terhadap Indonesia yang kini berada di tiga tujuan investasi untuk 2014 hingga 2016.
APHI telah melakukan program kemitraan karena sejalan dengan program pemerintah. /Bisnis.com
APHI telah melakukan program kemitraan karena sejalan dengan program pemerintah. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan pemerintah melakukan pencabutan izin usaha korporasi di sektor kehutanan dinilai akan berdampak terhadap penurunan tingkat kepercayaan dunia terhadap Indonesia yang kini berada di tiga tujuan investasi untuk 2014 hingga 2016.

Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menyatakan pemerintah tidak bisa begitu saja mencabut izin usaha korporasi di sektor kehutanan hanya mengacu kepada ketidakpuasan masyarakat.

"Seharusnya, pemerintah mengedepankan kebijakan pro investasi sesuai ekspektasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja nasional," katanya di Jakarta, Minggu (8/12/2014).

Menurut Sofjan, persoalan yang dihadapi dunia usaha saat ini sangat pelik, kenaikan harga BBM, koreksi nilai tukar rupiah, kegaduhan politik di dalam negeri, hingga gejolak perekonomian global terus "menghantui" dunia usaha.

"Pemerintah jangan lagi menambah beban tersebut dengan mencabut izin usaha tanpa dasar hukum yang jelas karena berakibat kepada tidak kondusifnya iklim investasi," katanya.

Sofjan berpendapat dunia usaha merupakan bagian dari elemen bangsa yang pro rakyat karena menyerap tenaga kerja dan memberi geliat ekonomi di wilayah konsesinya.

Menurut dia, pemerintah seharusnya justru membuat kebijakan yang menarik investasi di sektor padat karya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Sofjan mengharapkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mau berkoordinasi dengan asosiasi terkait seperti Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) terkait masalah pemanfaatan lahan dan lingkungan.

Selama ini, lanjutnya korporasi kehutanan dan perkebunan sawit sudah berjuang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. "Korporasi juga menyadari pentingnya produk yang berasal dari sumber yang lestari. Kalau tidak, mana mungkin mereka menjadi pemain kelas dunia," katanya.

Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengingatkan pemerintah untuk mengkaji keputusan itu. Menurut dia, pencabutan izin usaha tidak bisa sembarangan, dan harus mengikuti prosedur yang ada, karena semua pihak termasuk masyarakat dilibatkan sebelum penerbitan izin.

"Tidak bisa dengan mudah pemerintah memvonis penurunan produktivitas di lahan masyarakat akibat kanalisasi yang dibuat perusahaan. Harus ada telah yang jelas dengan mendengar masukkan para pakar yang memahami persoalan tersebut," katanya.

Joko Supriyono juga mengingatkan dalam setiap keputusan, pemerintah harus melihat kepentingan yang lebih besar yakni tenaga kerja. Dukung kemitraan Ketua Bidang Hutan Tanaman Industri (HTI) Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Nana Suparna mengatakan, pihaknya sangat mendukung program kemitraan dengan masyarakat.

"APHI telah melakukan program kemitraan karena sejalan dengan program pemerintah. Biasanya program kemitraan dilakukan dalam bentuk pengembangan tanaman kehidupan seperti karet atau sagu. Bergantung pada kebutuhan masyarakat sekitar areal operasi perusahaan," katanya.

Nana menambahkan besarnya luasan program kemitraan ini bervariasi bergantung kepada alokasi. "Secara aturan, pemerintah menetapkan 5% alokasi untuk tanaman kehidupan yang diperuntukan bagi masyarakat."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper